Bali (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan penerapan kerangka berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG) dalam membangun proyek infrastruktur akan menghemat penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Dengan menerapkan ESG memungkinkan kita menarik investasi lebih banyak untuk pendanaan proyek sehingga penggunaan APBN tidak sebesar yang dibutuhkan,” katanya dalam acara Joint Finance and Health Ministers' Meeting (JFHMM) Launching of ESG framework and manual di Badung, Bali, Sabtu.
ESG sendiri merupakan sebuah praktik berstandar global yang sangat mengutamakan aspek keberlanjutan baik dari sisi ramah lingkungan, menguntungkan sosial dan memiliki tata kelola yang sangat baik.
Sri Mulyani menjelaskan prinsip ESG mengikuti standar best practice global dengan memprioritaskan environmental, social, and governance termasuk dalam berinvestasi dan membangun infrastruktur.
Ia mengatakan jika sebuah proyek infrastruktur dibangun dengan prinsip ESG maka baik dari sisi kualitas proyek hingga keuangannya akan ramah lingkungan, tidak merugikan, menguntungkan masyarakat dan bertata kelola baik.
Oleh sebab itu, jika dalam membangun sebuah proyek infrastruktur menggunakan prinsip ESG maka dengan sendirinya akan memenuhi sebuah standar reputasi sehingga lebih mudah dalam menarik investor.
Dalam hal ini PT Indonesia Infrastructure Finance (IFF), Kementerian PUPR dan semua proyek yang dibiayai dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sudah mendapat reputasi karena prinsip ESG maka proyek ini akan bisa menarik banyak pembiayaan secara lebih mudah.
“Dia akan banyak bisa menarik financing secara lebih mudah karena investor tidak perlu lagi bertanya mengenai kualitas dari proyek tersebut,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sri Mulyani: Penerapan ESG hemat APBN dalam bangun infrastruktur
“Dengan menerapkan ESG memungkinkan kita menarik investasi lebih banyak untuk pendanaan proyek sehingga penggunaan APBN tidak sebesar yang dibutuhkan,” katanya dalam acara Joint Finance and Health Ministers' Meeting (JFHMM) Launching of ESG framework and manual di Badung, Bali, Sabtu.
ESG sendiri merupakan sebuah praktik berstandar global yang sangat mengutamakan aspek keberlanjutan baik dari sisi ramah lingkungan, menguntungkan sosial dan memiliki tata kelola yang sangat baik.
Sri Mulyani menjelaskan prinsip ESG mengikuti standar best practice global dengan memprioritaskan environmental, social, and governance termasuk dalam berinvestasi dan membangun infrastruktur.
Ia mengatakan jika sebuah proyek infrastruktur dibangun dengan prinsip ESG maka baik dari sisi kualitas proyek hingga keuangannya akan ramah lingkungan, tidak merugikan, menguntungkan masyarakat dan bertata kelola baik.
Oleh sebab itu, jika dalam membangun sebuah proyek infrastruktur menggunakan prinsip ESG maka dengan sendirinya akan memenuhi sebuah standar reputasi sehingga lebih mudah dalam menarik investor.
Dalam hal ini PT Indonesia Infrastructure Finance (IFF), Kementerian PUPR dan semua proyek yang dibiayai dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sudah mendapat reputasi karena prinsip ESG maka proyek ini akan bisa menarik banyak pembiayaan secara lebih mudah.
“Dia akan banyak bisa menarik financing secara lebih mudah karena investor tidak perlu lagi bertanya mengenai kualitas dari proyek tersebut,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sri Mulyani: Penerapan ESG hemat APBN dalam bangun infrastruktur