Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan bahwa radikalisme-terorisme muncul tidak selalu berakar agama, tetapi bisa juga berlandaskan ideologis dan politik lain.

“Upaya mengaitkan agama dengan terorisme itu harus mulai dikoreksi. Hanya dalam konteks Indonesia ditengarai seakan ada skenario karena pada aksi-aksi tertentu, pasca aksi selalu ditemukan dokumen yang berkaitan dengan teologis, yang kemudian mengalihkan perhatian masyarakat dari isu penting lainnya,” kata Abdul Mu’ti dalam seri Webinar Nasional yang digelar Moya Institute bertema “Radikalisme: Adakah Akarnya di Indonesia?” dipantau dari Jakarta, Jumat.

Hal seperti itu, kata Abdul Mu’ti melanjutkan, membuat masyarakat jemu dan bersikap apatis terhadap kasus-kasus radikalisme-terorisme, seperti pada kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komarudin Hidayat mengatakan bahwa pada tataran intelektual dan ilmuwan sudah diakui bahwa tidak ada korelasi utama antara Islam dan terorisme.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Abdul Mu'ti sebut radikalisme tidak selalu berakar agama

Pewarta : Putu Indah Savitri
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2025