Jakarta (ANTARA) - Paviliun Indonesia yang menjadi sarana diplomasi lunak pada Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC resmi ditutup oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis pada Senin.
 
Sebanyak 77 sesi diskusi panel dengan pembicara dari berbagai latar belakang menunjukkan semakin banyaknya aktor selain pemerintah yang terlibat dalam aksi mitigasi perubahan iklim.
 
"Paviliun Indonesia memperlihatkan bagaimana kebijakan dan aksi menghadapi perubahan iklim dilaksanakan, membuktikan apa yang sudah menjadi komitmen Indonesia dalam negosiasi global, dan menunjukkan aksi-aksi yang dilakukan oleh berbagai pihak di lapangan," kata Husin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
 
Paviliun Indonesia mendukung negosiasi Indonesia di meja perundingan COP28 UNFCCC. Paviliun Indonesia menyuarakan aksi, strategi, dan inovasi ke dunia Internasional sebagai salah pemimpin untuk mencegah kenaikan suhu global di atas 1,5 derajat Celsius.
 
Pada dua penyelenggaraan Konferensi Perubahan Iklim sebelumnya di Glasgow, Inggris dan Sharm El-Sheikh, Mesir, Paviliun Indonesia menekankan pada pentingnya peran sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau forestry and other land use (FOLU) untuk mencapai target pengurangan emisi.
 
Melalui penyelenggara COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Paviliun Indonesia mulai mempromosikan aksi dan komitmen untuk penurunan emisi gas rumah kaca di sektor energi, di antaranya just energy transition patnership (JETP), blended finance, pemanfaatan energi baru dan terbarukan, hingga pelibatan masyarakat dan generasi muda.
 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Paviliun Indonesia COP28 resmi ditutup

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024