Tianjin (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun menyebut kompetisi video "My Story with China" dapat ikut mewujudkan visi bersama ASEAN-China.
"Kompetisi video yang melibatkan mahasiswa di wilayah Beijing, Tianjin, dan Hebei ini merupakan salah satu contoh implementasi visi ASEAN-China. Bercerita melalui video merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan saling pengertian dan mempererat persahabatan antar cerita pemuda sekaligus berperan dalam mewujudkan visi ASEAN-China," kata Dubes Djauhari Oratmangun di Tianjin Normal University, Tianjin pada Sabtu (6/1).
Dubes Djauhari Oratmangun menjadi salah satu pembicara kunci dalam acara pengumuman kompetisi video "My Story with China" untuk mahasiswa internasional ASEAN yang berada di Beijing, Tianjin dan Hebei dengan tuan rumah Tianjin Normal University.
"Cerita mahasiswa memiliki kemampuan unik untuk menunjukkan hubungan erat antarmasyarakat. Di dunia yang dibanjiri informasi, satu cerita hangat dapat menembus kebisingan dan menyentuh hati, saya terkesan dengan acara ini," tutur Dubes Djauhari.
Menurut Dubes Djauhari, hubungan ASEAN dan China semakin erat dengan peningkatan status sebagai dalam "kemitraan strategis komprehensif" sejak dua tahun lalu.
"Apa yang terjadi setelahna? Tercermin dalam angka, perdagangan antara kedua wilayah meningkat selama empat tahun terakhir. ASEAN dan China menjadi mitra dagang terbesar di dunia, kedua belah pihak juga melakukan kerja sama investasi. Tentu saja kita mempunyai perbedaan dalam hubungan politik dan keamanan, tapi kami mampu mengelolanya dengan mencoba melakukan dialog," ungkap Dubes Djauhari.
Menurut Djauhari, bila pilar ketiga ASEAN yaitu kerja sama people-to-people diperkuat maka dapat menjamin bahwa hubungan antara ASEAN dan China akan semakin kuat di tahun-tahun mendatang.
Mahasiswa Indonesia tampil dalam acara pengumuman kompetisi video "My Story with China" untuk mahasiswa internasional ASEAN di Tianjin Normal University, Tianjin, China pada Sabtu (6/1/2023). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
"Generasi muda adalah pemimpin masa depan ASEAN dan China. Kalianlah yang mampu memahami bahasa, mampu memahami budaya, maka kalian juga akan mampu menjembatani hubungan ASEAN dan China," ucap Dubes Djauhari.
Sementara Direktur Jenderal "Center for Language Education and Cooperation" Kementerian Pendidikan China Ma Jianfei dalam acara yang sama menekankan pentingnya hubungan China-ASEAN dan peran penting pemuda dalam mendorong pertukaran budaya.
Dia mendorong kolaborasi untuk mendukung lebih banyak generasi muda ASEAN untuk berbagi cerita sambil belajar bahasa Mandarin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dubes RI: Kompetisi video dapat tingkatkan visi bersama ASEAN-China
"Kompetisi video yang melibatkan mahasiswa di wilayah Beijing, Tianjin, dan Hebei ini merupakan salah satu contoh implementasi visi ASEAN-China. Bercerita melalui video merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan saling pengertian dan mempererat persahabatan antar cerita pemuda sekaligus berperan dalam mewujudkan visi ASEAN-China," kata Dubes Djauhari Oratmangun di Tianjin Normal University, Tianjin pada Sabtu (6/1).
Dubes Djauhari Oratmangun menjadi salah satu pembicara kunci dalam acara pengumuman kompetisi video "My Story with China" untuk mahasiswa internasional ASEAN yang berada di Beijing, Tianjin dan Hebei dengan tuan rumah Tianjin Normal University.
"Cerita mahasiswa memiliki kemampuan unik untuk menunjukkan hubungan erat antarmasyarakat. Di dunia yang dibanjiri informasi, satu cerita hangat dapat menembus kebisingan dan menyentuh hati, saya terkesan dengan acara ini," tutur Dubes Djauhari.
Menurut Dubes Djauhari, hubungan ASEAN dan China semakin erat dengan peningkatan status sebagai dalam "kemitraan strategis komprehensif" sejak dua tahun lalu.
"Apa yang terjadi setelahna? Tercermin dalam angka, perdagangan antara kedua wilayah meningkat selama empat tahun terakhir. ASEAN dan China menjadi mitra dagang terbesar di dunia, kedua belah pihak juga melakukan kerja sama investasi. Tentu saja kita mempunyai perbedaan dalam hubungan politik dan keamanan, tapi kami mampu mengelolanya dengan mencoba melakukan dialog," ungkap Dubes Djauhari.
Menurut Djauhari, bila pilar ketiga ASEAN yaitu kerja sama people-to-people diperkuat maka dapat menjamin bahwa hubungan antara ASEAN dan China akan semakin kuat di tahun-tahun mendatang.
"Generasi muda adalah pemimpin masa depan ASEAN dan China. Kalianlah yang mampu memahami bahasa, mampu memahami budaya, maka kalian juga akan mampu menjembatani hubungan ASEAN dan China," ucap Dubes Djauhari.
Sementara Direktur Jenderal "Center for Language Education and Cooperation" Kementerian Pendidikan China Ma Jianfei dalam acara yang sama menekankan pentingnya hubungan China-ASEAN dan peran penting pemuda dalam mendorong pertukaran budaya.
Dia mendorong kolaborasi untuk mendukung lebih banyak generasi muda ASEAN untuk berbagi cerita sambil belajar bahasa Mandarin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dubes RI: Kompetisi video dapat tingkatkan visi bersama ASEAN-China