Jakarta (ANTARA) - Aktor film “Petualangan Anak Penangkap Hantu” atau “PAPH” Adinda Thomas, Giselle Tambunan, dan Muzakki Ramdhan membagikan cerita mereka ketika melakukan syuting di Kota Banyuwangi, Jawa Timur, selama beberapa hari.
Saat ditemui dalam sesi wawancara khusus ANTARA di Jakarta, Senin, ketiga pemain film “PAPH” menceritakan awal mula ketertarikan mereka bergabung di proyek ini. Menurut mereka, film “PAPH” memiliki cerita yang menarik dan diharapkan dapat menginspirasi anak-anak Indonesia.
“Ini film pertama aku yang dikhususkan untuk anak-anak, bisa dibilang target utamanya sebenarnya untuk menginspirasi anak-anak. Jadi, aku ngerasa aku belum pernah ada di genre seperti ini dan aku (akhirnya) mau join,” kata Adinda Thomas yang memerankan karakter Gita.
Sepakat dengan Adinda, Muzakki dan Giselle juga merasa senang dapat bergabung dengan proyek film "PAPH". Film bergenre petualangan yang dikhususkan untuk anak-anak sudah cukup jarang diproduksi di Indonesia sehingga mereka pun bersedia untuk mengambil peran di film ini.
“Karena ini adalah film anak-anak yang udah jarang banget di Indonesia, jadi, kesempatan yang luar biasa buat main di genre yang cukup jarang di Indonesia,” kata Muzakki.
(Dari kiri-kanan) Jajaran pemain film "PAPH", yakni Giselle Tambunan, Adinda Thomas, dan Muzakki Ramdhan saat menghadiri sesi wawancara khusus ANTARA di Jakarta Pusat, Senin (8/1/2023). (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)
Salah satu hal yang membuat Adinda bersedia bermain "PAPH" adalah lokasi syuting di Banyuwangi. Kebetulan, dia memang ingin mengetahui lebih banyak hal mengenai kota Banyuwangi dan tertarik melakukan syuting di sana.
“Aku lebih tertarik dengan film ini, soalnya genre-nya lebih menarik. Dan juga, kota syutingnya aku pengen benar-benar cobain syuting di kota tersebut, Kota Banyuwangi. Kayaknya menarik untuk bisa explore kota itu,” kata Adinda.
Tantangan yang dihadapi saat proses syuting “PAPH”
Bergenre petualangan anak-anak, film “PAPH” mengharuskan para pemain utama yang terdiri dari Muhammad Adhiyat, Muzakki Ramdhan, dan Giselle Tambunan melakoni sejumlah adegan aksi yang cukup ekstrem. Tidak hanya itu, Adinda Thomas juga mengalami tantangan lain karena harus berdialek dalam bahasa Jawa yang bukan bahasa kesehariannya.
“Mainnya banyak banget di fisik, kayak paralayang, panjat tebing, segala macam. Jadi, persiapan (fisiknya). Dan penyesuaian karakter,” kata Giselle.
Sepakat dengan Giselle, Muzakki juga mengalami tantangan yang sama, “Fisik banget, kita manjat tebing lakuin sendiri untuk (tebing setinggi) 12 meter, selebihnya pakai stuntman. Ada adegan lompat dari lantai dua juga pakai sling,” kata Muzakki.
Adinda menambahkan, “Kalau aku, lebih ke dialek. Paling susah karena (aku) bukan orang Jawa dan harus belajar untuk persiapan, serta perubahan karakter yang di-adjust kembali saat di lokasi syuting,” katanya.
Meskipun menghadapi sejumlah tantangan, para pemain tetap menikmati proses syuting film “PAPH” dan mengapresiasi kebersamaan yang terjalin di antara mereka. Bahkan, ketiganya mengaku masih berhubungan dengan baik selepas syuting film ini rampung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cerita pemain film "PAPH" saat jalani syuting di Kota Banyuwangi
Saat ditemui dalam sesi wawancara khusus ANTARA di Jakarta, Senin, ketiga pemain film “PAPH” menceritakan awal mula ketertarikan mereka bergabung di proyek ini. Menurut mereka, film “PAPH” memiliki cerita yang menarik dan diharapkan dapat menginspirasi anak-anak Indonesia.
“Ini film pertama aku yang dikhususkan untuk anak-anak, bisa dibilang target utamanya sebenarnya untuk menginspirasi anak-anak. Jadi, aku ngerasa aku belum pernah ada di genre seperti ini dan aku (akhirnya) mau join,” kata Adinda Thomas yang memerankan karakter Gita.
Sepakat dengan Adinda, Muzakki dan Giselle juga merasa senang dapat bergabung dengan proyek film "PAPH". Film bergenre petualangan yang dikhususkan untuk anak-anak sudah cukup jarang diproduksi di Indonesia sehingga mereka pun bersedia untuk mengambil peran di film ini.
“Karena ini adalah film anak-anak yang udah jarang banget di Indonesia, jadi, kesempatan yang luar biasa buat main di genre yang cukup jarang di Indonesia,” kata Muzakki.
Salah satu hal yang membuat Adinda bersedia bermain "PAPH" adalah lokasi syuting di Banyuwangi. Kebetulan, dia memang ingin mengetahui lebih banyak hal mengenai kota Banyuwangi dan tertarik melakukan syuting di sana.
“Aku lebih tertarik dengan film ini, soalnya genre-nya lebih menarik. Dan juga, kota syutingnya aku pengen benar-benar cobain syuting di kota tersebut, Kota Banyuwangi. Kayaknya menarik untuk bisa explore kota itu,” kata Adinda.
Tantangan yang dihadapi saat proses syuting “PAPH”
Bergenre petualangan anak-anak, film “PAPH” mengharuskan para pemain utama yang terdiri dari Muhammad Adhiyat, Muzakki Ramdhan, dan Giselle Tambunan melakoni sejumlah adegan aksi yang cukup ekstrem. Tidak hanya itu, Adinda Thomas juga mengalami tantangan lain karena harus berdialek dalam bahasa Jawa yang bukan bahasa kesehariannya.
“Mainnya banyak banget di fisik, kayak paralayang, panjat tebing, segala macam. Jadi, persiapan (fisiknya). Dan penyesuaian karakter,” kata Giselle.
Sepakat dengan Giselle, Muzakki juga mengalami tantangan yang sama, “Fisik banget, kita manjat tebing lakuin sendiri untuk (tebing setinggi) 12 meter, selebihnya pakai stuntman. Ada adegan lompat dari lantai dua juga pakai sling,” kata Muzakki.
Adinda menambahkan, “Kalau aku, lebih ke dialek. Paling susah karena (aku) bukan orang Jawa dan harus belajar untuk persiapan, serta perubahan karakter yang di-adjust kembali saat di lokasi syuting,” katanya.
Meskipun menghadapi sejumlah tantangan, para pemain tetap menikmati proses syuting film “PAPH” dan mengapresiasi kebersamaan yang terjalin di antara mereka. Bahkan, ketiganya mengaku masih berhubungan dengan baik selepas syuting film ini rampung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cerita pemain film "PAPH" saat jalani syuting di Kota Banyuwangi