Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan penyebab ruang angkasa selalu gelap akibat tidak ada atmosfer yang menyamburkan cahaya matahari.
"Oleh karenanya matahari, bulan, dan bintang-bintang bisa tampak berdampingan," kata Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Ruang angkasa merupakan tempat hampa yang tidak memiliki atmosfer untuk menyebarkan cahaya bintang atau matahari.
Cahaya matahari merambat dalam garis lurus tanpa hamburan, sehingga ruang angkasa terlihat gelap akibat tidak ada apapun yang menyebarkan atau memancarkan kembali cahaya matahari ke mata.
BRIN mengungkapkan bahwa matahari adalah salah satu bintang paling dekat dengan bumi. Aktivitas dan pengaruh matahari sangat besar terhadap kehidupan umat manusia.
BRIN menyediakan layanan informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui kondisi cuaca antariksa melalui laman Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS) di laman http://swifts.brin.go.id/.
Data-data yang disampaikan dalam SWIFtS
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN ungkap penyebab ruang angkasa gelap meski ada matahari
Ketiadaan atmosfer itulah yang membuat manusia tidak melihat bagian dari cahaya matahari dan langit tampak hitam.
BRIN mengungkapkan bahwa matahari adalah salah satu bintang paling dekat dengan bumi. Aktivitas dan pengaruh matahari sangat besar terhadap kehidupan umat manusia.
Data-data yang disampaikan dalam SWIFtS
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN ungkap penyebab ruang angkasa gelap meski ada matahari