Yogyakarta (ANTARA) - Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) melatih puluhan juru sembelih hewan kurban atau jagal di Daerah Istimewa Yogyakarta, menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Ketua Pelatihan Juru Sembelih Halal Fakultas Peternakan (Fapet) UGM Cuk Tri Noviandi di Yogyakarta Senin mengatakan, standardisasi jagal masih menjadi pekerjaan rumah, termasuk para jagal hewan kurban sehingga diperlukan peningkatan kompetensi.
"Masih dijumpai kasus penyembelihan tidak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan," katanya.
Menurut dia, masih dijumpai kasus penyembelihan hewan kurban baik di masjid maupun tempat lain yang tidak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan, baik dari sisi syariat atau hukum Islam, aspek higiene-sanitasi, maupun kesejahteraan hewan.
Karena itu, pelatihan tersebut digelar Fapet UGM bersama Juru Sembelih Halal (Juleha) Yogyakarta, untuk menyiapkan para juru sembelih halal sesuai dengan 10 kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Nomor: 147 tahun 2022.
Ia menambahkan, pelatihan berlangsung sebanyak empat batch, yakni 19 Mei, 26 Mei, 1 Juni, dan 9 Juni 2024.
Pada batch pertama diikuti sebanyak 40 peserta, sedangkan pada pelatihan kedua diikuti oleh 31 peserta.
Menurut dia, mereka berasal dari berbagai latar belakang mulai dari takmir masjid, jagal, pemilik rumah pemotongan ayam (RPA), dosen, hingga mahasiswa.
Dalam pelatihan ini para peserta mendapatkan ilmu terkait 10 kompetensi juru sembelih halal, mulai dari praktik persiapan alat dan latihan penyembelihan.
Saat memasuki sesi praktik penyembelihan, para peserta mendapatkan fasilitas pisau sembelih standar SKKNI, sarung pisau dari kulit, "sharpening steel" (honing), gloves anti sayat, hingga sertifikat pelatihan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fakultas Peternakan UGM latih juru sembelih hewan jelang Idul Adha
Ketua Pelatihan Juru Sembelih Halal Fakultas Peternakan (Fapet) UGM Cuk Tri Noviandi di Yogyakarta Senin mengatakan, standardisasi jagal masih menjadi pekerjaan rumah, termasuk para jagal hewan kurban sehingga diperlukan peningkatan kompetensi.
"Masih dijumpai kasus penyembelihan tidak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan," katanya.
Menurut dia, masih dijumpai kasus penyembelihan hewan kurban baik di masjid maupun tempat lain yang tidak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan, baik dari sisi syariat atau hukum Islam, aspek higiene-sanitasi, maupun kesejahteraan hewan.
Karena itu, pelatihan tersebut digelar Fapet UGM bersama Juru Sembelih Halal (Juleha) Yogyakarta, untuk menyiapkan para juru sembelih halal sesuai dengan 10 kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Nomor: 147 tahun 2022.
Ia menambahkan, pelatihan berlangsung sebanyak empat batch, yakni 19 Mei, 26 Mei, 1 Juni, dan 9 Juni 2024.
Pada batch pertama diikuti sebanyak 40 peserta, sedangkan pada pelatihan kedua diikuti oleh 31 peserta.
Menurut dia, mereka berasal dari berbagai latar belakang mulai dari takmir masjid, jagal, pemilik rumah pemotongan ayam (RPA), dosen, hingga mahasiswa.
Dalam pelatihan ini para peserta mendapatkan ilmu terkait 10 kompetensi juru sembelih halal, mulai dari praktik persiapan alat dan latihan penyembelihan.
Saat memasuki sesi praktik penyembelihan, para peserta mendapatkan fasilitas pisau sembelih standar SKKNI, sarung pisau dari kulit, "sharpening steel" (honing), gloves anti sayat, hingga sertifikat pelatihan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fakultas Peternakan UGM latih juru sembelih hewan jelang Idul Adha