Semarang (ANTARA) - Singapore Intercultural School (SIS) Semarang menggabungkan tiga kurikulum internasional dalam proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Director of Marketing SIS Semarang Indra Erwin di Semarang, Jumat, menyebutkan tiga kurikulum internasional yang dimaksud, yakni Kurikulum Singapura, Cambridge, dan IB (International Baccalaureate).

"Yang digunakan saat ini adalah kurikulum Singapura, Cambridge dan IB Curiculum. Kita juga menggunakan Kurikulum Merdeka, karena itu sebuah hal yang diwajibkan pemerintah Indonesia," katanya.

Tak hanya itu, kata dia, SIS juga membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 melalui program seperti pembelajaran aktif, "codings", robotika, dan realitas virtual (VR).

Dia mengatakan hal tersebut saat peletakan batu pertama gedung baru SIS Semarang berupa bangunan berlantai tiga untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).

Gedung baru ini merupakan bagian dari peningkatan fasilitas yang lebih luas, termasuk lapangan basket tertutup, lintasan lari, dan banyak lagi, untuk memperbaiki lingkungan belajar.

SIS Group of School memiliki 15 sekolah, di antaranya 11 sekolah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dengan 5.000 siswa, sedangkan empat sekolah di India, Myanmar, dan Korea Selatan.

"SIS Group of School ada 15 sekolah dengan 5.000 siswa di seluruh Indonesia. Di Kota Semarang sendiri (SIS Semarang, red.) ada sekitar 500 siswa," katanya.

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024