Jakarta (ANTARA) -
Ia menyampaikan penegasan tersebut guna mengoreksi kesalahpahaman masyarakat yang menyimpulkan kasus-kasus atlet meninggal saat berolahraga adalah akibat dari serangan jantung.
“Orang-orang yang tidak olahraga sama sekali biasanya serangan pertama langsung lebih fatal akibatnya dibandingkan dengan mereka yang rajin olahraga,” kata Vito dalam gelar wicara daring Kementerian Kesehatan bertajuk "FOMO Olahraga, Boleh. Asal Perhatikan Kondisi Jantungmu!” di Jakarta pada Jumat.
Individu yang rajin berolahraga di masa muda, lanjutnya, memiliki jantung dengan banyak serabut pembuluh darah yang nantinya tetap dapat berfungsi mengalirkan darah ketika pembuluh darah besar mengalami penyumbatan akibat penebalan dinding.
Aktivitas olahraga di masa muda telah membiasakan jantung untuk memompa darah lebih cepat sehingga lebih sigap ketika mengalami tekanan darah tinggi akibat pola gaya hidup atau kondisi lanjut usia yang membuat organ dalam tubuh tidak lagi elastis dan mulai kaku.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Ahli Ilmu Faal Olahraga Siloam Hospitals Lippp Village Vito Damay mengatakan rajin berolahraga di usia muda justru dapat menekan risiko fatal saat individu mengalami serangan jantung yang pertama.
Ia menyampaikan penegasan tersebut guna mengoreksi kesalahpahaman masyarakat yang menyimpulkan kasus-kasus atlet meninggal saat berolahraga adalah akibat dari serangan jantung.
“