Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mendukung penambahan hidrolisat protein ikan (HPI) ke bahan pangan dan hasil olahan yang tengah dikampanyekan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Dengan ekstraksi protein ikan (HPI) yang dimasukkan di dalam makanan seperti kue sus ini, saya kira itu kemajuan pola penetrasi kepada publik. Masyarakat akhirnya bisa menyantap berbagai makanan yang selama ini sudah dikenal, namun sekaligus memenuhi persyaratan protein," kata Sultan usai menerima kunjungan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis.
Sultan menyadari bahwa pengertian produk ikan tidak sekadar asli berbentuk ikan, akan tetapi bisa pula unsur-unsur protein yang ada di ikan dikemas dalam bentuk makanan atau barang-barang lain yang dapat dikonsumsi.
Dia mengakui bahwa sejumlah masyarakat kurang gemar atau tidak terbiasa mengonsumsi ikan lantaran bau amis yang terkadang menyengat.
Karena itu, pemanfaatan HPI dapat menjadi cara baru yang lebih mudah untuk mengenalkan dan memasarkan berbagai produk dengan kandungan protein ikan.
Masyarakat, kata dia, juga menjadi lebih nyaman dan mudah dalam memenuhi asupan protein dari ikan, lewat konsumsi berbagai santapan yang telah terbiasa dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita sepakat untuk kampanye itu supaya masyarakat Yogyakarta menjadi gemar ikan biarpun lewat santapan berbentuk lain," ujar dia.
Sultan berharap konsistensi dalam memproduksi dan memasarkan HPI dapat terus dijaga dan berkelanjutan.
"Jadi jangan hanya kampanye saja, tapi cari barangnya tidak ada," kata Sri Sultan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo menuturkan HPI merupakan ekstrak protein ikan yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
Dengan demikian, HPI dapat ditambahkan ke berbagai santapan yang telah akrab di masyarakat seperti jajanan tradisional dan jajanan anak sekolah.
"Jadi hidrolisat protein ikan (HPI) ini ekstrak protein ikan yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merubah warna. Sehingga ketika ditambahkan ke jajanan pasar kemudian jajan-jajanan anak sekolah yang dikonsumsi setiap hari rasanya sama namun memenuhi protein ikan. Jadi asupan itu akhirnya terpenuhi," kata Budi.
"Dengan ekstraksi protein ikan (HPI) yang dimasukkan di dalam makanan seperti kue sus ini, saya kira itu kemajuan pola penetrasi kepada publik. Masyarakat akhirnya bisa menyantap berbagai makanan yang selama ini sudah dikenal, namun sekaligus memenuhi persyaratan protein," kata Sultan usai menerima kunjungan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis.
Sultan menyadari bahwa pengertian produk ikan tidak sekadar asli berbentuk ikan, akan tetapi bisa pula unsur-unsur protein yang ada di ikan dikemas dalam bentuk makanan atau barang-barang lain yang dapat dikonsumsi.
Dia mengakui bahwa sejumlah masyarakat kurang gemar atau tidak terbiasa mengonsumsi ikan lantaran bau amis yang terkadang menyengat.
Karena itu, pemanfaatan HPI dapat menjadi cara baru yang lebih mudah untuk mengenalkan dan memasarkan berbagai produk dengan kandungan protein ikan.
Masyarakat, kata dia, juga menjadi lebih nyaman dan mudah dalam memenuhi asupan protein dari ikan, lewat konsumsi berbagai santapan yang telah terbiasa dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita sepakat untuk kampanye itu supaya masyarakat Yogyakarta menjadi gemar ikan biarpun lewat santapan berbentuk lain," ujar dia.
Sultan berharap konsistensi dalam memproduksi dan memasarkan HPI dapat terus dijaga dan berkelanjutan.
"Jadi jangan hanya kampanye saja, tapi cari barangnya tidak ada," kata Sri Sultan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo menuturkan HPI merupakan ekstrak protein ikan yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
Dengan demikian, HPI dapat ditambahkan ke berbagai santapan yang telah akrab di masyarakat seperti jajanan tradisional dan jajanan anak sekolah.
"Jadi hidrolisat protein ikan (HPI) ini ekstrak protein ikan yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merubah warna. Sehingga ketika ditambahkan ke jajanan pasar kemudian jajan-jajanan anak sekolah yang dikonsumsi setiap hari rasanya sama namun memenuhi protein ikan. Jadi asupan itu akhirnya terpenuhi," kata Budi.