Jakarta (ANTARA) - Inggris dipaksa mengubah pola bermain kala menghadapi Swiss yang tengah percaya diri tinggi ketika kedua tim bertemu dalam perempat final Euro 2024 di Dusseldorf Arena, Jerman bagian barat, Sabtu malam pukul 23.00 WIB nanti.

Lolos ke perempat final berkat dua gol setelah waktu normal 90 menit habis yang dibuat Jude Bellingham dan Harry Kane, Three Lions tetap disorot karena barisan serang yang tumpul.

Tapi kali ini, pelatih Gareth Southgate tidak akan sekeras kepala seperti biasanya.

Dia mesti menemukan formula untuk menajamkan lagi para operator departemen serangannya setajam kala mereka bersama klub-klubnya.

Three Lions perlu tajam di depan tapi juga perlu kuat di belakang, mengingat Swiss adalah lawan yang jauh lebih kuat dibandingkan lawan-lawannya terdahulu.

Inggris punya alasan untuk ekstra waspada terhadap Swiss yang membunuh raksasa dan juara bertahan Italia, dengan dua gol tanpa balas.

Tim asuhan Murat Yakin menyingkirkan Azzurri dengan hampir unggul dalam segala hal, mulai akurasi umpan, efektivitas tekel di daerah pertahanan, dan penciptaan peluang.

Swiss kuat dalam bertahan tapi menyengat kala menyerang. Mereka juga tim yang solid yang bermain dalam kerja tim yang kuat.

Bandingkan performa mereka dalam empat laga terdahulu, dengan Inggris pada periode yang sama.

Jika Inggris mencetak empat gol, maka Swiss memasukkan tujuh gol. Swiss juga lebih superior dalam menciptakan peluang, dengan 46 peluang yang 18 di antaranya tepat sasaran, sedangkan Inggris membuat 12 peluang on target dari total 44 peluang.

Ini salah satu alasan Three Lions tak boleh menyepelekan lini depan Swiss, bahkan media menyiratkan Southgate bakal mengambil langkah drastis dengan memasang tiga bek tengah.

43 tahun tak terkalahkan

Tapi dalam kurun 43 tahun terakhir, Swiss tak pernah bisa mengalahkan Inggris. Pertemuan terakhir mereka dalam laga persahabatan 2022 pun dimenangkan oleh Inggris dengan 2-1. Swiss juga tak pernah berhasil mencapai empat besar turnamen internasional yang diikutinya.

Tetapi itu tak membuat pasukan Murat Yakin patah hati. Mereka justru semakin yakin bisa melanjutkan proyek membunuh raksasa-raksasa sepak bola Eropa, setelah menyingkirkan juara bertahan Italia dan hampir mempermalukan Jerman pada pertandingan fase grup.

Kemenangan atas Italia membuat Swiss semakin yakin bahwa mereka tak akan berhenti hanya pada babak perempat final.

Yakin sesumbar bahwa sukses menjegal Italia memberi pesan kepada lawan-lawan Swiss, termasuk Inggris, bahwa Swiss tak saja kompak dan tangguh dalam bertahan, tapi juga maut kala menyerang.

Mereka tim padu karena telah bersama selama 10 sampai 15 tahun, yang dimulai sejak mereka bermain untuk timnas junior. Situasi in membantu Yakin dalam meramu tim kuat yang hanya sekali kalah dalam 19 pertandingan sejak awal 2023.

Mereka tim yang mengandalkan kesatuan dan kebersamaan yang miskin bintang tak seperti Inggris. Hanya gelandang Bayer Leverkusen Granit Xhaka dan bek Manchester City Manuel Akanji yang namanya mendunia.

Tapi Swiss lebih dari sekadar tim sepak bola karena mereka juga sekumpulan teman yang sering bareng dan mengenal betul satu sama lain, termasuk trio Dan Ndoye, Michel Aebischer dan Remo Freuler yang sama-sama memperkuat Bologna di Liga Italia dan menjadi tiga pemain kunci Swiss selama Euro 2024.

Sebaliknya, kekompakan menjadi barang mewah untuk Three Lions. Mereka terdiri dari pemain-pemain bintang yang bermain cemerlang bersama klub-klub mereka tapi di bawah standar bersama timnas.

Three Lions hanya sekali memenangkan laga normal 90 menit selama Euro 2024. Herannya, Southgate enggan merombak sebelas pemain pertamanya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Inggris vs Swiss: Tim solid nan kompak menguji Three Lions

Pewarta : Jafar M Sidik
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024