Sentani (ANTARA) - Manajemen Trigana Air Papua meningkatkan pengawasan terhadap penerbangan pada wilayah konflik dan rawan di daerah setempat
Hal itu dilakukan untuk mencegah kejadian yang dialami pilot Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens tidak terulang kembali terhadap pilot lainnya.
Direktur Trigana Papua Irwan Rochendi, di Sentani, Sabtu (21/9), mengatakan pihaknya tetap memberikan pengawasan terhadap daerah-daerah rawan.
"Setiap hari sebelum pesawat (Trigana Air) terbang, kami meminta situasi dan kondisi di bandara tujuan seperti apa, barulah pesawat bisa terbang," katanya lagi.
Menurut Irwan, pihaknya sangat menjaga keselamatan pilot dan awak pesawat yang melakukan penerbangan saat itu.
"Kami tidak memberikan izin penerbangan ketika mendapati informasi tidak kondusif atau tidak memungkinkan, maka pesawat tidak terbang," ujarnya pula.
Dia menjelaskan saat ini pihaknya tidak memiliki pesawat berukuran kecil untuk melayani penerbangan perintis atau lapangan terbang berukuran kecil.
"Pesawat yang kami miliki paling kecil berukuran (jenis) Avions de Transport Regional (ATR) atau (penerbangan regional jarak pendek) dan melayani daerah yang sudah ada bandara yang layak," katanya lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Manajemen Trigana tingkatkan pengawasan penerbangan daerah rawan Papua
Hal itu dilakukan untuk mencegah kejadian yang dialami pilot Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens tidak terulang kembali terhadap pilot lainnya.
Direktur Trigana Papua Irwan Rochendi, di Sentani, Sabtu (21/9), mengatakan pihaknya tetap memberikan pengawasan terhadap daerah-daerah rawan.
"Setiap hari sebelum pesawat (Trigana Air) terbang, kami meminta situasi dan kondisi di bandara tujuan seperti apa, barulah pesawat bisa terbang," katanya lagi.
Menurut Irwan, pihaknya sangat menjaga keselamatan pilot dan awak pesawat yang melakukan penerbangan saat itu.
"Kami tidak memberikan izin penerbangan ketika mendapati informasi tidak kondusif atau tidak memungkinkan, maka pesawat tidak terbang," ujarnya pula.
Dia menjelaskan saat ini pihaknya tidak memiliki pesawat berukuran kecil untuk melayani penerbangan perintis atau lapangan terbang berukuran kecil.
"Pesawat yang kami miliki paling kecil berukuran (jenis) Avions de Transport Regional (ATR) atau (penerbangan regional jarak pendek) dan melayani daerah yang sudah ada bandara yang layak," katanya lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Manajemen Trigana tingkatkan pengawasan penerbangan daerah rawan Papua