Kulon Progo (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengintensifkan pencegahan terorisme kepada lembaga pendidikan, keagamaan dan kepemudaan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Gerakan Muda Bangga Bernegara dan Beragama atau "Gembira Beragama".
Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY Dewo Isnu Broto Imam Santoso di Kulon Progo, Rabu, mengatakan hasil riset BNPT 2023 menunjukkan pergerakan penyebaran paham radikal terorisme dengan berbungkus pemahaman keagamaan merambah kelompok perempuan, anak dan remaja atau Generasi Z melalui berbagai modusnya, baik secara daring maupun di masyarakat.
"Gerakan terorisme juga masuk ranah politik mengubah pendekatan dari pendekatan kekuatan jadi pendekatan lembut. Dari strategi bullet jadi ballot strategy atau dari peluru ke sosial. Hal ini perlu dicegah dengan program Gembira Beragama," kata Dewo Isnu Broto Imam Santoso.
Ia mengatakan terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi Indonesia. Penyebaran paham radikal terorisme hingga saat ini terus menyebar di masyarakat, bahkan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Jaringan terorisme global, khususnya ISIS dan AlQaeda beserta afiliasinya, masih terus menebar ancaman secara global termasuk di Indonesia.
Begitu juga Jamaah Islamiyah terus melakukan rekruitmen, kajian dan pelatihan untuk penguatan organisasi mereka yang tersebar melalui kelompok-kelompok kecil di daerah, terutama melalui lembaga pendidikan, keagamaan dan kepemudaan.
"BNPT dalam penanggulangan terorisme di Indonesia mengoordinasikan seluruh Kementerian dan lembaga melaksanakan strategi nasional penanggulangan terorisme guna mewujudkan ketahanan publik melalui peningkatan kesadaran masyarakat. Sehingga terwujud keterlibatan masyarakat yang
didukung kolaborasi seluruh komponen bangsa," katanya.
Isnu juga mengatakan setiap warga negara memiliki daya cegah, daya tangkal dan daya lawan terhadap bahaya ideologi kekerasan, radikalisme dan terorisme. "Kami berharap para tokoh muda lintas agama memiliki daya imun dan mampu melakukan kontra pemahaman terhadap paham radikal terorisme," katanya.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kol Sus Harianto menegaskan Gembira Beragama menjadi upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Pihaknya mengajak anak-anak muda lintas iman di wilayah Kabupaten Kulonprogo berdialog dan menyampaikan pengalaman yang dialami.
"Kita harus menguatkan kerangka berpikir. Inilah kejahatan ekstraordinary. Kejahatan serius yang menyasar skala Nasional hingga global. Pelibatan masyarakat, kita terus gelorakan dan kuatkan pencegahan paham radikal ekstrim dan terorisme," kata Kol Sus Harianto.
Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY Dewo Isnu Broto Imam Santoso di Kulon Progo, Rabu, mengatakan hasil riset BNPT 2023 menunjukkan pergerakan penyebaran paham radikal terorisme dengan berbungkus pemahaman keagamaan merambah kelompok perempuan, anak dan remaja atau Generasi Z melalui berbagai modusnya, baik secara daring maupun di masyarakat.
"Gerakan terorisme juga masuk ranah politik mengubah pendekatan dari pendekatan kekuatan jadi pendekatan lembut. Dari strategi bullet jadi ballot strategy atau dari peluru ke sosial. Hal ini perlu dicegah dengan program Gembira Beragama," kata Dewo Isnu Broto Imam Santoso.
Ia mengatakan terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi Indonesia. Penyebaran paham radikal terorisme hingga saat ini terus menyebar di masyarakat, bahkan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Jaringan terorisme global, khususnya ISIS dan AlQaeda beserta afiliasinya, masih terus menebar ancaman secara global termasuk di Indonesia.
Begitu juga Jamaah Islamiyah terus melakukan rekruitmen, kajian dan pelatihan untuk penguatan organisasi mereka yang tersebar melalui kelompok-kelompok kecil di daerah, terutama melalui lembaga pendidikan, keagamaan dan kepemudaan.
"BNPT dalam penanggulangan terorisme di Indonesia mengoordinasikan seluruh Kementerian dan lembaga melaksanakan strategi nasional penanggulangan terorisme guna mewujudkan ketahanan publik melalui peningkatan kesadaran masyarakat. Sehingga terwujud keterlibatan masyarakat yang
didukung kolaborasi seluruh komponen bangsa," katanya.
Isnu juga mengatakan setiap warga negara memiliki daya cegah, daya tangkal dan daya lawan terhadap bahaya ideologi kekerasan, radikalisme dan terorisme. "Kami berharap para tokoh muda lintas agama memiliki daya imun dan mampu melakukan kontra pemahaman terhadap paham radikal terorisme," katanya.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kol Sus Harianto menegaskan Gembira Beragama menjadi upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Pihaknya mengajak anak-anak muda lintas iman di wilayah Kabupaten Kulonprogo berdialog dan menyampaikan pengalaman yang dialami.
"Kita harus menguatkan kerangka berpikir. Inilah kejahatan ekstraordinary. Kejahatan serius yang menyasar skala Nasional hingga global. Pelibatan masyarakat, kita terus gelorakan dan kuatkan pencegahan paham radikal ekstrim dan terorisme," kata Kol Sus Harianto.