Yogyakarta (ANTARA) - Mata juling, atau dalam istilah medis disebut strabismus, adalah kondisi ketika kedua mata tidak sejajar dan tidak dapat bekerja sama untuk melihat. Kondisi ini cukup serius dan umumnya terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. 

Mata juling dapat menyebabkan gangguan penglihatan, seperti kesulitan memfokuskan pandangan ke satu titik. Hal ini cukup mengganggu dan dapat menjadi penyakit lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang merupakan organisasi profesi bagi para dokter di Indonesia didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI Kabupaten Brebes adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesi kedokteran, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan.

IDI Kabupaten Brebes berkolaborasi dengan IDI Kabupaten Cilacap dalam melaksanakan berbagai program kesehatan, termasuk pemberian makanan bergizi untuk pencegahan stunting, seminar kedokteran, cek kesehatan, donor darah, dan kegiatan sosial lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

IDI Kabupaten Brebes dan IDI Kabupaten Cilacap melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengobatan terhadap penyakit Strabismus atau mata juling dengan cara cepat dan tepat.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit Strabismus atau mata juling?

Foto ilustrasi. (ANTARA/HO-Edwin Tan dari iStockphoto)

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Brebes dengan alamat website idikabbrebes.org  menjelaskan penyakit strabismus, atau yang lebih dikenal sebagai mata juling, adalah kondisi di mana kedua mata tidak sejajar dan tidak fokus pada titik yang sama. Penyebab terjadinya strabismus meliputi:

1. Faktor genetik atau keturunan
Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan strabismus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini. 

2. Gangguan pada otot mata dan masalah kesehatan
Ketidakseimbangan pada otot-otot yang menggerakkan bola mata menyebabkan ketidakmampuan untuk menjaga kedua mata tetap sejajar. Bagi orang dewasa, kondisi seperti stroke, cedera otak traumatis, atau penyakit saraf lainnya dapat mempengaruhi kontrol otot mata.

Penyakit autoimun dan diabetes juga dapat menyebabkan pembengkakan otot di sekitar mata, yang mengakibatkan strabismus. Dapat menyebabkan kerusakan saraf yang mempengaruhi otot mata.

3. Kelainan refraksi pada mata
Gangguan refraksi yang tidak dikoreksi dapat menyebabkan satu mata bekerja lebih keras daripada yang lain, berpotensi memicu strabismus.

4. Cedera pada mata serta kelainan struktur pada wajah
Cedera pada mata atau kepala juga mempengaruhi otot atau saraf di sekitar mata dapat menyebabkan strabismus. Kemudian kelainan struktur pada wajah dalam pembentukan tulang tengkorak dapat mempengaruhi posisi bola mata dan fungsi otot ekstraokular.

5. Proses Penuaan
Seiring bertambahnya usia, otot-otot yang menggerakkan mata dapat mengalami degenerasi, menyebabkan ketidakstabilan dalam posisi mata.

Apa saja pengobatan yang direkomendasikan untuk mengurangi gejala Strabismus atau mata juling?

IDI Kabupaten Cilacap menjelaskan bahwa strabismus (mata juling) biasanya tidak melibatkan obat-obatan dalam bentuk pil, tetapi lebih kepada intervensi medis. Berikut adalah beberapa pendekatan yang umum digunakan untuk mengatasi strabismus meliputi:

1. Kacamata khusus
Kacamata dapat membantu memperbaiki penglihatan dan mengoreksi masalah refraksi seperti miopia dan hipermetropia yang mungkin berkontribusi terhadap strabismus.

2. Obat tetes mata
Dokter mungkin meresepkan tetes mata atropin untuk mengaburkan penglihatan pada mata yang lebih kuat, sehingga mendorong penggunaan mata yang lebih lemah. Namun, efeknya bersifat sementara.

3. Suntik botox
Suntikan botox dapat digunakan untuk melemahkan otot mata yang terlalu kuat, sehingga membantu menyeimbangkan pergerakan kedua mata.

4. Operasi
Dalam kasus yang lebih parah, operasi mungkin diperlukan untuk mengencangkan atau mengendorkan otot-otot di sekitar bola mata guna memperbaiki posisi dan kesejajaran mata.
Pengobatan untuk strabismus harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai. 

Dapatkan tips kesehatan lainnya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cilacap beralamat idikabcilacap.org  serta konsultasi kesehatan secara gratis.


Pewarta : SP
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024