Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) baru saja meluncurkan buku elektronik (e-book) Bimbingan Manasik Haji dan Umrah untuk mempermudah akses jemaah Indonesia dalam mengikuti panduan ibadah haji dan umrah.
E-book ini bisa diunduh dan dibaca melalui perangkat digital seperti ponsel pintar, memungkinkan jemaah mengaksesnya dengan lebih praktis.
"Kami sengaja hadirkan versi e-book ini untuk memudahkan jemaah dalam mengakses informasi manasik melalui ponsel mereka," kata Menteri Agama Nasaruddin Umar, di Jakarta, Jumat (14/3).
Menurut Menag buku digital ini tidak hanya mencakup aspek fiqih, seperti rukun dan wajib ibadah, namun juga menyajikan makna spiritual di balik simbol-simbol haji yang sarat dengan hikmah.
E-book ini dibagi menjadi empat bagian utama: 1) doa dan dzikir haji dan umrah; 2) makna spiritual ibadah haji; 3) infografis manasik haji; dan 4) panduan manasik haji.
"Kami berharap pemahaman yang mendalam ini bisa mengantarkan jemaah untuk meresapi kesakralan ibadah haji," lanjutnya.
Sebagai contoh, e-book ini menjelaskan makna pakaian ihram saat wukuf di Arafah yang mengandung pesan persamaan dan kejujuran. Semua atribut duniawi seperti jabatan, status sosial, dan kekayaan hilang, meninggalkan seseorang hanya sebagai manusia biasa di hadapan Allah.
"Setiap jemaah perlu memahami makna simbolik dan sufistik dalam setiap langkah ibadah haji. Dengan begitu, mereka akan merasakan perubahan mendalam yang membawa mereka kepada haji mabrur," kata Menag.
Harapannya, e-book ini dapat memperkaya pemahaman jemaah tentang ibadah haji dari aspek fiqih dan spiritual, sekaligus membantu mereka menghayati hikmah yang terkandung dalam setiap tahap ibadah.
Senada dengan Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengatakan bahwa e-book ini bertujuan memberikan panduan komprehensif bagi jemaah haji, agar mereka dapat menjalankan ibadah dengan kemandirian yang lebih baik.
Sesuai dengan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019, salah satu tujuan utama penyelenggaraan ibadah haji adalah mewujudkan kemandirian dan ketahanan jemaah dalam menjalankan ibadah.
"Tim penyusun telah melakukan sejumlah perbaikan berdasarkan pengalaman penyelenggaraan haji sebelumnya, termasuk dalam pembahasan fiqih dan permasalahan teknis," kata Hilman.
Selain itu, e-book ini juga memberikan pilihan-pilihan hukum dan argumentasi yang relevan, khususnya untuk jemaah lansia, jemaah dengan kondisi kesehatan khusus, dan penyandang disabilitas. Pembaruan ini diharapkan memberikan kemudahan bagi mereka dalam menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan aman.
"Melalui e-book ini, kami berharap jemaah dapat menangkap filosofi haji dan membawa perubahan positif dalam akhlak serta perilaku mereka setelah melaksanakan ibadah," tutup Hilman.