Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan (startup) aviasi "taksi terbang" asal Jerman, Volocopter pada Rabu (3/3) mengumumkan telah mendapatkan dana investasi sebesar 200 juta euro (Rp3,4 triliun).

Volocopter merupakan moda transportasi udara yang beroperasi di dalam kota untuk menghubungkan satu gedung ke gedung lainnya, sehingga memudahkan para eksekutif untuk saling bertemu tanpa terhambat kemacetan jalan raya.

Baca juga: SkyDrive uji coba mobil terbang berawak pertama di Jepang

Reuters melaporkan, perusahaan itu mendapatkan dana dari para investor setelah digerakkan oleh perusahaan manajemen aset BlackRock. Beberapa penyokong dana yang terdaftar adalah Avala Capital, Atlantia, Continental, NTT dan Tokyo Century.

Namun, saat ini Volocopter masih mengajukan sertifikasi taksi terbang bertenaga baterai.

Perusahaan yang berkantor di Bruchsal, Jerman itu menargetkan waktu selama dua tahun untuk merampungkan sertifikasi layanan komersial taksi terbang, sehingga bisa melayani konsumen pada 2023.

Mereka juga sudah menjalin kemitraan dengan perusahaan logistik DB Schenker untuk pengoperasian drone kargo.

Baca juga: PAL-V mobil terbang pertama bersertifikat EASA

Baca juga: Volkswagen sedang jalani uji kelayakan mobil terbang mereka di China

Baca juga: GM ungkap konsep mobil terbang dan otonom "Cadillac Halo"
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021