Jogja (ANTARA Jogja) - Bupati Sleman Sri Purnomo melakukan panen raya perdana buah duku palembang yang dibudidayakan warga Dusun Jumenengan Kidul, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Minggu.
"Memang sebenarnya pohon-pohon duku ini merupakan warisan orang tua kami. Mereka yang dulu menanam pohon duku ini karena pohon ini memang baru berbuah setelah berusia antara 30 hingga 35 tahun," kata Ketua Kelompok Tani Manunggal Padukuhan Jumenengan Kidul Ngatirin.
Ia mengatakan bahwa panen raya buah duku ini juga sebagai ajang promosi duku Jumenengan Kidul yang belum banyak dikenal seperti duku Palembang.
"Pohon duku seperti pohon jati, pohon yang ditanam itu tidak bisa langsung dinikmati hasilnya, namun yang menikmati hasil adalah anak dan cucu karena biasanya panen baru bisa dilakukan setelah 30 tahun menanam," katanya.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kata dia, ingin menjadikan Jumenengan Kidul sebagai sentra duku di Sleman.
"Luas lahan untuk kebun duku ini jika hanya satu padukuhan jelas kurang, untuk mengembangkan sentra duku harusnya diluaskan areanya menjadi pedesaan," katanya.
Ia berharap nantinya Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, bisa menjadi sentranya duku di Sleman berpacu dengan Salak Turi.
"Jadi nanti di Sleman akan terdapat beberapa wilayah yang menjadi sentra buah, ini akan sangat bagus untuk pariwisata maupun peningkatan perekonomian masyarakat," katanya.
Meskipun sudah panen raya, kata dia, hasil dari kebun duku ini belum bisa dijadikan sumber penghasilan masyarakat setempat.
Ia berkeinginan menambah tanaman duku agar hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bukannya sebagai penghasilan sampingan saja.
"Hanya saja masalah ini terkendala lahan. Kami juga ingin di Jumenengan Kidul itu jadi sentra duku dengan berbagai macam varietas agar banyak pilihan," katanya. (V001)
"Memang sebenarnya pohon-pohon duku ini merupakan warisan orang tua kami. Mereka yang dulu menanam pohon duku ini karena pohon ini memang baru berbuah setelah berusia antara 30 hingga 35 tahun," kata Ketua Kelompok Tani Manunggal Padukuhan Jumenengan Kidul Ngatirin.
Ia mengatakan bahwa panen raya buah duku ini juga sebagai ajang promosi duku Jumenengan Kidul yang belum banyak dikenal seperti duku Palembang.
"Pohon duku seperti pohon jati, pohon yang ditanam itu tidak bisa langsung dinikmati hasilnya, namun yang menikmati hasil adalah anak dan cucu karena biasanya panen baru bisa dilakukan setelah 30 tahun menanam," katanya.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kata dia, ingin menjadikan Jumenengan Kidul sebagai sentra duku di Sleman.
"Luas lahan untuk kebun duku ini jika hanya satu padukuhan jelas kurang, untuk mengembangkan sentra duku harusnya diluaskan areanya menjadi pedesaan," katanya.
Ia berharap nantinya Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, bisa menjadi sentranya duku di Sleman berpacu dengan Salak Turi.
"Jadi nanti di Sleman akan terdapat beberapa wilayah yang menjadi sentra buah, ini akan sangat bagus untuk pariwisata maupun peningkatan perekonomian masyarakat," katanya.
Meskipun sudah panen raya, kata dia, hasil dari kebun duku ini belum bisa dijadikan sumber penghasilan masyarakat setempat.
Ia berkeinginan menambah tanaman duku agar hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bukannya sebagai penghasilan sampingan saja.
"Hanya saja masalah ini terkendala lahan. Kami juga ingin di Jumenengan Kidul itu jadi sentra duku dengan berbagai macam varietas agar banyak pilihan," katanya. (V001)