Jogja (ANTARA Jogja) - Sekitar 50 siswa salah satu SMA negeri di Kota Yogyakarta merayakan kelulusan mereka dengan melakukan corat-coret di pakaian seragam, Sabtu.

Corat-coret dilakukan di sebidang tanah kosong di Jalan Mangkubumi, Kota Yogyakarta.

"Ini aksi spontan untuk merayakan kelulusan kami. Semua siswa di sekolah kami dinyatakan lulus," kata salah seorang siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta yang merayakan kelulusan, Zilda Saza Habi.

Menurut dia, siswa yang melakukan aksi tersebut menyumbangkan uang secara sukarela untuk membeli peralatan corat-coret seperti cat semprot, dan spidol.

Dalam aksi itu, corat-coret tidak hanya dilakukan di pakaian seragam yang dikenakan mereka, tetapi terkadang ada siswa yang meminta agar rambutnya juga disemprot dengan cat warna-warni.

Para siswa tersebut mengabadikan aksi mereka dengan berfoto bersama.

Setelah puas dengan aksi corat-coret, puluhan siswa itu kemudian berjalan kaki menuju Tugu Yogyakarta untuk meneruskan perayaan kelulusan mereka.

"Kami berencana melakukan bakti sosial di salah satu panti asuhan di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, dengan menyerahkan bantuan makanan," katanya.

Untuk mewujudkan rencana bakti sosial itu, siswa berinisiatif menyumbangkan uang secara sukarela untuk membeli makanan.

Pengumuman kelulusan di SMA Negeri 11 Yogyakarta dilakukan melalui laman milik sekolah. Namun, dalam pengumuman tersebut hanya disebutkan "lulus", tetapi belum disertai nilai kelulusan.

Selain aksi corat-coret, masih ada sejumlah siswa merayakan kelulusan mereka dengan melakukan konvoi kendaraan bermotor, meskipun kegiatan tersebut dilarang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala SMK Negeri 6 Yogyakarta Sugeng Sumiyoto mengatakan pihaknya menyiapkan kain putih di halaman depan sekolah yang bisa digunakan siswa untuk meluapkan kegembiraannya setelah mereka lulus ujian nasional (UN) tahun ini.

Dengan demikian, kata dia, siswa tidak melakukan aksi corat-coret di pakaian seragam sekolah, sehingga pakaian tersebut masih bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan.

Mengenai aksi corat-coret tersebut, anggota Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Ardianto mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk ekspresi yang tidak patut dilakukan siswa.

"Para guru mestinya bisa mengarahkan ekspresi merayakan kelulusan dengan hal-hal yang positif, seperti mengumpulkan pakaian pantas pakai untuk disumbangkan, melakukan bakti sosial sebagai tanda syukur, karena lulus UN," katanya.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi DIY, hasil UN di Kota Yogyakarta untuk jenjang SMA/SMK/MA terdapat 36 siswa yang tidak lulus dari 11.080 siswa.

Siswa yang dinyatakan tidak lulus tersebut masih bisa mengikuti ujian Paket C.

(E013)

Pewarta :
Editor : Masduki Attamami
Copyright © ANTARA 2025