Jogja (ANTARA Jogja) - Quit Tobacco Indonesia mendirikan Klinik Konseling Berhenti Merokok yang akan memfasilitasi perokok untuk mendapatkan bimbingan dan sarana konsultasi dalam program berhenti merokok.

"Klinik itu dimaksudkan untuk membantu perokok yang ingin berhenti merokok," kata Direktur Quit Tobacco Indonesia (QTI) Yayi Suryo Prabandari di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, selain menerima konsultasi, klinik itu juga memberikan berbagai materi atau pengetahuan seputar dampak merokok, komunikasi, konseling, dan intervensi singkat berhenti merokok.

"Sebagian besar perokok pada dasarnya memiliki keinginan untuk berhenti merokok, tetapi hanya sebagian kecil dari perokok yang mengikuti program berhenti merokok dan akhirnya bisa benar-benar berhenti merokok," katanya.

Ia mengatakan, sekitar 70-80 persen perokok sebenarnya ingin berhenti merokok, tetapi hanya separuh dari mereka yang akhirnya benar-benar dapat berhenti merokok total sebelum usia 60 tahun dan hanya 20 persen perokok menggunakan konseling dalam usaha mereka berhenti merokok.

"Klinik itu berlokasi di Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Yogyakarta. QTI juga mengembangkan klinik konsultasi berhenti merokok di RSUD Wirosaban Yogyakarta dan RSUD Panembahan Senopati Bantul," katanya.

Menurut dia, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga telah meminta QTI menginisiasi berdirinya klinik konsultasi berhenti merokok di 18 puskesmas.

QTI juga mencoba menginisiasi agar klinik konsultasi berhenti merokok juga dibuka di Gadjah Mada Medical Center (GMC) sebagai pusat pelayanan kesehatan di UGM sejak Juni 2009.

"QTI tetap berkomitmen mengembangkan layanan konseling berhenti merokok termasuk memberi pelatihan pada konselor berhenti merokok," katanya.

(L.B015)

Pewarta :
Editor : Heru Jarot Cahyono
Copyright © ANTARA 2024