Sleman (ANTARA Jogja) - Warga lereng Merapi di Desa Kepuharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluhkan pemasangan portal di jembatan darurat Pagerjurang sehingga tidak bisa digunakan untuk kendaraan roda empat.

"Jembatan darurat yang dibangun untuk menggantikan jembatan lama yang ambrol akibat banjir lahar tersebut selesai dibangun sekitar setengah tahun lalu, namun jembatan tidak juga dioperasionalkan," kata Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan Heri Suprapto, di Sleman, Rabu.

Menurut dia, untuk memperlancar aktivitas warga baik yang akan bersekolah maupun bekerja, pihak desa kemudian berinisiatif membuka palang bambu dan kayu yang menutup jembatan sehingga bisa dilalui meskipun sementara hanya untuk sepeda motor.

"Tetapi beberapa waktu lalu di ke dua ujung jembatan justru dipasang portal dari besi yang cukup besar sehingga mobil tidak bisa lewat, dan hanya sepeda motor dan pejalan kaki yang bisa lewat," katanya.

Ia mengatakan, pihak desa sempat menanyakan pemasangan portal besi tersebut ke pihak terkait, namun justru dijawab bahwa portal akan dibuka jika digunakan untuk evakuasi bila terjadi erupsi Gunung Merapi.

"Alasan ini sangat tidak logis, karena jembatan Pagerjurang tersebut berada di atas Sungai Opak yang merupakan jalur lahar Merapi. Jadi jika terjadi erupsi sangat tidak mungkin evakuasi melalui jembatan tersebut, kami justru akan menutup akses jalan dan evakuasi ke arah selatan," katanya.

Heri mengatakan, jembatan darurat yang diperkirakan dibangun dengan biaya miliaran tersebut sebenarnya sangat penting artinya bagi warga, terutama untuk memasarkan hasil perkebunan, pertanian maupun pertanian serta hasil usaha lainnya, termasuk yang bekerja di padang Golf Merapi.

"Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Desa Kepuharjo dengan Desa Umbulharjo dan Kecamatan Pakem. Jika tidak ada jembatan tersebut maka warga harus memutar sejauh lima kilometer," katanya.

Ia mengatakan, kemungkinan pemasangan portal di jembatan tersebut karena adanya kesalahan dalam pembangunan sehingga jembatan darurat tersebut tidak cukup kuat untuk dilewati mobil.

"Jika dilewati sepeda motor saja, jembatan tersebut sangat terasa bergoyang, padahal jembatan darurat ini dibangun BNPB dengan nilai miliaran rupiah," katanya.



(U.V001)

Pewarta :
Editor : Heru Jarot Cahyono
Copyright © ANTARA 2025