Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Harga teh di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengalami kenaikan per Desember 2012 berdasarkan tingkat kehalusan teh pucuk.
"Kenaikan harga teh ini, setelah ada kesepakatan antara petani teh dan PT Pagilaran. Kenaikan harga teh ini diharapkan mampu menjadi penyemangat petani untuk melakukan perawatan dan pengeloan secara maksimal tanaman teh milik mereka," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertan) Kulon Progo, Muhammad Aris Nugraha di Kulon Progo, Rabu.
Ia mengatakan, harga teh saat ini baru mencapai Rp750 per kilogram. Sehingga banyak petani melakukan konversi tanaman teh menjadi tanaman hortikultura lain seperti cengkih.
Kata dia, harga teh akan dihargai berdasarkan mutu teh yang dipetik petani. Berdasarkan kesepakatan antara Asosiasi Teh dan PT Pagilaran pembelian produk teh dengan ketentuan, pucuk teh halus kurang dari 30 persen harga sebesar Rp650 kilogram, pucuk teh halus antara 30 persen hingga 39 persen harga sebesar Rp1.000 per kilogram, pucuk teh halus antara 40 persen hingga 49 persen harga sebesar Rp1.465 per kilogram, pucuk teh halus antara 50 hingga 59 persen harga sebesar Rp1.830 per kilogram, pucuk teh halus diatas 60 persen harga sebesar Rp 2.250 per kilogram.
"Pada dasarnya kebutuhan produksi teh PT Pagilaran sebanyak 5 ton per hari, sehingga petani teh tidak mampu memenuhi kebutuhan pabrik. Setelah ada kesepakatan, produksi PT Pagilaran sebesar 1,5 ton per hari. Selain itu, pada masa transisi, petani teh diberikan kesempatan dua bulan yakni bulan Desember 2012 dan Januari 2013 sebesar satu ton per hari dan melakukan perbaikan tanaman teh," kata Aris.
Kata dia, pemerintah Kulon Progo bekerjasama dengan PT Pagilaran melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap petani teh yang saat ini berpusat di Kecamatan Samigaluh dan Girimulyo.
Tingkat produksi teh di Kulon Progo, kata Aris baru mencapai 298,47 ton per tahun.
"Perkebunan teh di Kulon Progo merupakan satu-satunya di DIY, dan merupakan perkebunan rakyat bukan perkebunan milik warga. Sehingga memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah lain. Untuk itu, kami harus melakukan pendampingan dan pembinaan," kata Aris.
Kata dia, teh di Kabupaten Kulon Progo teh hijau dan teh wangi yang pemasaranya di tingkat pasar tradisional hingga supermarket.
"Kami berharap, dengan tingginya harga teh mampu mendorong petani untuk kembali menanami pekarangan mereka dengan tanaman teh," kata dia.
(U.KR-STR)
"Kenaikan harga teh ini, setelah ada kesepakatan antara petani teh dan PT Pagilaran. Kenaikan harga teh ini diharapkan mampu menjadi penyemangat petani untuk melakukan perawatan dan pengeloan secara maksimal tanaman teh milik mereka," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertan) Kulon Progo, Muhammad Aris Nugraha di Kulon Progo, Rabu.
Ia mengatakan, harga teh saat ini baru mencapai Rp750 per kilogram. Sehingga banyak petani melakukan konversi tanaman teh menjadi tanaman hortikultura lain seperti cengkih.
Kata dia, harga teh akan dihargai berdasarkan mutu teh yang dipetik petani. Berdasarkan kesepakatan antara Asosiasi Teh dan PT Pagilaran pembelian produk teh dengan ketentuan, pucuk teh halus kurang dari 30 persen harga sebesar Rp650 kilogram, pucuk teh halus antara 30 persen hingga 39 persen harga sebesar Rp1.000 per kilogram, pucuk teh halus antara 40 persen hingga 49 persen harga sebesar Rp1.465 per kilogram, pucuk teh halus antara 50 hingga 59 persen harga sebesar Rp1.830 per kilogram, pucuk teh halus diatas 60 persen harga sebesar Rp 2.250 per kilogram.
"Pada dasarnya kebutuhan produksi teh PT Pagilaran sebanyak 5 ton per hari, sehingga petani teh tidak mampu memenuhi kebutuhan pabrik. Setelah ada kesepakatan, produksi PT Pagilaran sebesar 1,5 ton per hari. Selain itu, pada masa transisi, petani teh diberikan kesempatan dua bulan yakni bulan Desember 2012 dan Januari 2013 sebesar satu ton per hari dan melakukan perbaikan tanaman teh," kata Aris.
Kata dia, pemerintah Kulon Progo bekerjasama dengan PT Pagilaran melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap petani teh yang saat ini berpusat di Kecamatan Samigaluh dan Girimulyo.
Tingkat produksi teh di Kulon Progo, kata Aris baru mencapai 298,47 ton per tahun.
"Perkebunan teh di Kulon Progo merupakan satu-satunya di DIY, dan merupakan perkebunan rakyat bukan perkebunan milik warga. Sehingga memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah lain. Untuk itu, kami harus melakukan pendampingan dan pembinaan," kata Aris.
Kata dia, teh di Kabupaten Kulon Progo teh hijau dan teh wangi yang pemasaranya di tingkat pasar tradisional hingga supermarket.
"Kami berharap, dengan tingginya harga teh mampu mendorong petani untuk kembali menanami pekarangan mereka dengan tanaman teh," kata dia.
(U.KR-STR)