Gunung Kidul (ANTARA Jogja) - Masyarakat Desa Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar acara bersih desa atau rasulan meski dalam kondisi kekeringan.

“Kegiatan ritual rasulan menjadi bagian penting dari budaya yang harus dilakukan dan dilestarikan. Meski mereka harus swadaya, tetapi tidak pernah dikeluhkan. Bahkan diminta berapapun jika untuk bersih desa, pasti akan memberi dengan ikhlas,” kata ketua panitia rasulan, Suparwan di Gunung Kidul, Selasa.

Kegiatan rasulan, kata dia, dilaksanakan setiap dua tahun sekali oleh ratusan warga
Kegiatan rasulan ini, secara administrasi yang tertulis menghabiskan dana Rp 100 juta. Dana hasil swadaya masyarakat sebanyak Rp 45 juta untuk pembuatan gunungan dan diarak keliling dua dusun yang merupakan bagian dari ritual rasulan.

“Sedang dana lain yang dikeluarkan warga secara individu maupun melalui kelompok mencapai Rp 55 juta, sehingga jumlahnya Rp 100 juta,” katanya.

Dia mengatakan dana swadaya masyarakat untuk menggelar rasulan ini sebenarnya lebih banyak lagi.

“Sebab kita belum menghitung dana yang dikeluarkan setiap keluarga untuk membuat berbagai makanan yang dihidangkan maupun untuk kekepntingan kenduri. Karena dalam budaya rasulan, biasanya diikuti dengan mengundang teman atau saudara untuk makan bersama. Untuk membuat berbagai menu makanan itu, saya yakin dananya juga banyak,” kata dia.

Sedang Camat Semanu, Wastana dalam kesempatan ini mengakui tradisi rasulan menjadi sarana perekat persaudaraan bagai masyarakat dua dusun di Ngebrak Barat dan Ngebrak Timur.

“Selain itu acara ini juga menjadi hiburan masyarakat dengan adanya pawai gunungan atau pertunjukan seni reyog maupun wayang kulit,” kata Wastana.

Karena diakui Wastana rangkaian rasulan diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya pentas seni berupa band remaja, Ketoprak Jampi Puyeng pimpinan Joni, kirap budaya yang diikuti komunitas budaya di dua dusun Ngebrak dengan menampilkan aneka gunungan serta ditutup kegiatan wayang kulit semalam suntuk  oleh Ki Seno Nugroho.

Pewarta :
Editor : Mamiek
Copyright © ANTARA 2024