Jogja (ANTARA Jogja) - Buah mengkudu dan mangga mengandung bahan imunomodulator atau peningkat sistem kekebalan tubuh yang bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat, kata peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ediati.
"Mengkudu yang kaya polisakarida dapat digunakan sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh. Buah itu juga memiliki khasiat memiliki antibakteri, antitumor, antivirus, anthelmentika, analgesik, dan antiinflamasi," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia mangga memiliki kandungan mangiferin yang mampu menghambat aktivasi nuclear factor kappa B dan mampu meningkatkan kadar enzim GSH di dalam sel dan meningkatkan potensi dari agen kemoterapeutik.
"Dengan kandungan tersebut mangga cocok untuk dijadikan terapi kombinasi penyakit kanker," kata Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Ia mengatakan Indonesia memiliki potensi kekayaan alam dari tumbuhan obat. Dari total 40.000 jenis tumbuhan yang ada di dunia, sekitar 30.000 jenis tumbuhan ada di Indonesia, dan 940 jenis di antaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat.
"Dari hasil penelitian terhadap senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan berkhasiat obat tersebut menunjukkan adanya aktivitas imunomodulator," katanya.
Menurut dia sumber alam yang telah diteliti dan mempunyai efek sebagai imunomodulator di antaranya jamur ling zhi, jintan hitam, kedelai, keladi tikus, mangga, mengkudu, meniran, pegagan, rumput laut, sambiloto, sarang semut, sirih merah, songgolangit, dan susu kuda.
Pengembangan produk imunomodulator bahan alam, kata dia, dapat dimanfaatkan untuk menekan tingkat kejadian penyakit infeksi. Bahan tersebut mampu memodulasi sistem imunitas dengan berperan menjaga kondisi homeostatis tubuh dan membantu tubuh memperbaiki ketidakseimbangan sistem imun.
"Selain berperan memerangi penyakit infeksi, imunomodulator juga berkembnag menjadi pilihan pencegahan dan pengobatan kanker," kata Ediati.
(B015*H010)
"Mengkudu yang kaya polisakarida dapat digunakan sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh. Buah itu juga memiliki khasiat memiliki antibakteri, antitumor, antivirus, anthelmentika, analgesik, dan antiinflamasi," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia mangga memiliki kandungan mangiferin yang mampu menghambat aktivasi nuclear factor kappa B dan mampu meningkatkan kadar enzim GSH di dalam sel dan meningkatkan potensi dari agen kemoterapeutik.
"Dengan kandungan tersebut mangga cocok untuk dijadikan terapi kombinasi penyakit kanker," kata Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Ia mengatakan Indonesia memiliki potensi kekayaan alam dari tumbuhan obat. Dari total 40.000 jenis tumbuhan yang ada di dunia, sekitar 30.000 jenis tumbuhan ada di Indonesia, dan 940 jenis di antaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat.
"Dari hasil penelitian terhadap senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan berkhasiat obat tersebut menunjukkan adanya aktivitas imunomodulator," katanya.
Menurut dia sumber alam yang telah diteliti dan mempunyai efek sebagai imunomodulator di antaranya jamur ling zhi, jintan hitam, kedelai, keladi tikus, mangga, mengkudu, meniran, pegagan, rumput laut, sambiloto, sarang semut, sirih merah, songgolangit, dan susu kuda.
Pengembangan produk imunomodulator bahan alam, kata dia, dapat dimanfaatkan untuk menekan tingkat kejadian penyakit infeksi. Bahan tersebut mampu memodulasi sistem imunitas dengan berperan menjaga kondisi homeostatis tubuh dan membantu tubuh memperbaiki ketidakseimbangan sistem imun.
"Selain berperan memerangi penyakit infeksi, imunomodulator juga berkembnag menjadi pilihan pencegahan dan pengobatan kanker," kata Ediati.
(B015*H010)