Bantul (ANTARA Jogja) - Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu di kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertujuan mewujudkan pantai selatan sebagai beranda depan provinsi ini.

"Pengembangan PLTB ini sesuai keinginan Sultan (Gubernur DIY) bahwa kawasan pantai selatan akan dijadikan beranda depan DIY," kata Kabid Data, Penelitian, dan Pengembangan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul Tlau Sakti Santosa, Kamis.

Menurut dia, investor dari Amerika berencana membangun sekitar 30 kincir angin raksasa dengan kapasitas maksimal hingga 50 megawaat di sepanjang pantai Pandansimo hingga sungai Progo.

Ia mengatakan dengan didukung jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang tidak jauh dari lokasi pembangunan kincir angin raksasa, akan berdampak positif pada kegiatan berbagai sektor di kawasan itu.

"Selain sudah sepengetahuan pemerintah provinsi (Pemprov) DIY, pengembangan PLTB ini sudah disetujui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," katanya.

Menurut dia, dampak positif dari pengembangan PLTB ini adalah mendorong pariwisata, kegiatan perekonomian masyarakat setempat seperti membantu petani, nelayan bahkan juga menyerap tenaga kerja.

"Investor sudah berhasil mengembangkan di negara lain dan nanti ketika baling-baling berputar tidak bising, sehingga deburan ombak tetap terdengar, ini akan menjadi pemandangan menarik," katanya.

Ia juga mengatakan, dampak dari teknologi kincir angin tersebut juga ramah lingkungan, sehingga permukiman penduduk setempat tidak akan terganggu dari segi kesehatan maupun keselamatan jiwa, karena tidak akan roboh.

Ia mengatakan, energi listrik yang dihasilkan dari kincir angin tersebut maksimal bisa sebesar 50 megawatt yang akan disalurkan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan kemudian kembali ke masyarakat.

"Untuk sosialisasi di tingkat internal sudah berjalan, tinggal nanti sosialisasi ke masyarakat, ditargetkan akhir 2013 semua kincir angin itu sudah terpasang," katanya.

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor : Hery Sidik
Copyright © ANTARA 2025