Bantul (ANTARA Jogja) - Produsen makanan geplak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menyiapkan stok bahan baku untuk mengantisipasi lonjakan permintaan makanan khas kabupaten itu saat libur Natal dan Tahun Baru 2013.
"Untuk peningkatan produksi geplak memang belum, namun hanya mulai persiapan stok bahan baku seperti gula pasir, dan utamanya kelapa," kata pengusaha geplak Desa Trirenggo "Mbok Tumpuk" Marni di Bantul, Jumat.
Menurut dia, persiapan stok bahan baku sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk memproduksi geplak sesuai permintaan yang biasanya melonjak saat libur akhir tahun.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya saat liburan permintaan makanan khas Bantul yang terbuat dari kelapa dan gula ini melonjak hingga dua kali lipat dibanding hari biasa.
Ia menyebutkan, dari yang rata-rata pada hari biasa permintaan sekitar 50 sampai 60 kilogram, maka selama liburan bisa mencapai 100 sampai 120 kilogram per hari.
"Kalau untuk saat ini produksi masih normal, karena permintaan geplak belum ramai. Peningkatan produksi geplak dilakukan mendekati liburan, maksimal dua hari sebelumnya, karena geplak ini tahan selama seminggu," katanya.
Khusus bahan baku kelapa harus didatangkan dalam waktu dekat mendekati produksi, karena jika disimpan terlalu lama dikhawatirkan membusuk, sehingga pihaknya memesan untuk diambil mendekati liburan nanti.
"Kalau bahan baku gula, masih bisa disiapkan jauh-jauh hari, namun kelapa tidak. jadi kami harus pesan di daerah Sorobayan dan Mangiran (Srandakan) dan sebagian dari Kabupaten Kulon Progo," katanya.
Ia mengatakan, jika diestimasikan dalam bahan baku kebutuhan kelapa saat permintaan ramai bisa sampai 500 sampai 700 butir kelapa per hari, namun hari biasa sekitar 250 butir per hari.
"Untuk saat ini harga bahan baku masih stabil, jadi kemungkinan harga geplak saat liburan nanti belum akan dinaikkan, yakni sebesar Rp24.000 per kilogram," katanya.
(KR-HRI)
"Untuk peningkatan produksi geplak memang belum, namun hanya mulai persiapan stok bahan baku seperti gula pasir, dan utamanya kelapa," kata pengusaha geplak Desa Trirenggo "Mbok Tumpuk" Marni di Bantul, Jumat.
Menurut dia, persiapan stok bahan baku sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk memproduksi geplak sesuai permintaan yang biasanya melonjak saat libur akhir tahun.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya saat liburan permintaan makanan khas Bantul yang terbuat dari kelapa dan gula ini melonjak hingga dua kali lipat dibanding hari biasa.
Ia menyebutkan, dari yang rata-rata pada hari biasa permintaan sekitar 50 sampai 60 kilogram, maka selama liburan bisa mencapai 100 sampai 120 kilogram per hari.
"Kalau untuk saat ini produksi masih normal, karena permintaan geplak belum ramai. Peningkatan produksi geplak dilakukan mendekati liburan, maksimal dua hari sebelumnya, karena geplak ini tahan selama seminggu," katanya.
Khusus bahan baku kelapa harus didatangkan dalam waktu dekat mendekati produksi, karena jika disimpan terlalu lama dikhawatirkan membusuk, sehingga pihaknya memesan untuk diambil mendekati liburan nanti.
"Kalau bahan baku gula, masih bisa disiapkan jauh-jauh hari, namun kelapa tidak. jadi kami harus pesan di daerah Sorobayan dan Mangiran (Srandakan) dan sebagian dari Kabupaten Kulon Progo," katanya.
Ia mengatakan, jika diestimasikan dalam bahan baku kebutuhan kelapa saat permintaan ramai bisa sampai 500 sampai 700 butir kelapa per hari, namun hari biasa sekitar 250 butir per hari.
"Untuk saat ini harga bahan baku masih stabil, jadi kemungkinan harga geplak saat liburan nanti belum akan dinaikkan, yakni sebesar Rp24.000 per kilogram," katanya.
(KR-HRI)