Permintaan geplak Bantul selama Ramadhan stabil

id geplak bantul

Permintaan geplak Bantul selama Ramadhan stabil

Geplak "Mbok Tumpuk" Bantul, DIY (Fotoantara/HerySidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Permintaan Geplak yaitu makanan khas di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama sepekan lebih di bulan Ramadhan ini relatif stabil jika dibanding dengan hari biasa.

"Kalau permintaan geplak saat ini masih relatif sama, belum ada lonjakan, malahan awal puasa lalu permintaan cenderung sepi," kata produsen geplak "Mbok Tumpuk" Bantul, Kelik di Bantul, Senin.

Ia mengatakan, Geplak merupakan makanan khas Bantul yang dibuat dari campuran gula jawa dan kelapa, dengan mempekerjakan sebayak 10 perajin usahanya mampu menghabiskan bahan baku sebanyak 250 sampai 500 butir kelapa.

"Perbandingan gula dengan kelapa yakni untuk satu kilo gula membutuhkan lima butir kelapa. Kalau pas ramai bisa menghabiskan sebanyak 500 butir kelapa, kalau sepi bisa 250 butir kelapa," katanya.

Menurut dia, geplak produksinya dijual seharga Rp22.000 per kilogram, yang dikemas dalam dua macam, yakni dalam besek kecil dengan berat setengah kilogram, kemudian besek besar dengan berat satu kilogram.

"Untuk saat ini konsumen geplak masih berasal dari masyarakat Bantul dan sekitarnya. Harga yang kami tawarkan juga belum naik sejak setahun terakhir, karena harga bahan baku dipasaran juga stabil," katanya.

Ia megatakan, bahan baku baik kelapa maupun gula mudah diperoleh di pasaran, bahkan dirinya memiliki pemasok tetap yang setiap saat dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah besar.

Ia menyebutkan, untuk kelapa dapat dibeli dengan harga Rp2.000 per butir, sedangkan gula jawa dibeli seharga Rp9.000 per kilogram.

"Bahan baku kelapa saat ini memang sedang musimnya, pernah beberapa waktu lalu harganya mencapai Rp5.000 per butir, karena pas tidak musim," katanya.

Menurut dia, usaha yang dimulai sejak 1975 itu merupakan usaha turun temurun atau warisan, dan terus mengalami perkembagan sejak tahun 1980an, dan kini setidaknya geplak produksinya sudah dikenal masyarakat di luar Bantul.

"Saat ini juga sudah banyak berdiri usaha yang sama, kita tidak bersaing namun tetap bermitra, karena semakin banyaknya usah serupa justru makanan ini semakin digemari masyarakat," katanya.

(KR-HRI)