Jogja (ANTARA Jogja) - Warga Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta berencana memangkas salah satu tebing di sisi timur Sungai Buntung sebagai upaya normalisasi sungai mengantisipasi luapan air saat hujan deras.
"Dengan pengurangan tebing ini, maka sungai diharapkan menjadi lebih lebar sehingga saat hujan, volume air yang tertampung bisa lebih banyak," kata Lurah Karangwaru Suhardi di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, tebing yang akan dipangkas tersebut adalah tanah yang menjorok ke badan sungai dan di atasnya terdapat rumpun bambu yang cukup rimbun.
Suhardi mengatakan, setelah tebing tersebut dipangkas, maka warga akan membangun talud atau memasang bronjong di tebing tersebut untuk menahan gerusan air sungai.
"Perhitungan kami, pekerjaan normalisasi ini membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Selain dikerjakan oleh warga, kami juga mendapat bantuan dari Kodim 0734 Yogyakarta," katanya.
Sebelumnya, talud di sisi tebing yang akan dipotong tersebut juga ambrol akibat terjangan arus air sungai yang cukup kuat saat terjadi hujan deras pada akhir tahun lalu.
Panjang talud yang ambrol sekitar 25 meter dengan tinggi tiga meter. Saat ini, talud tersebut sedang diperbaiki dengan pemasangan bronjong bantuan dari Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta.
"Jika tebing tersebut sudah dipangkas, maka kami juga akan membutuhkan bronjong dan batu tambahan untuk dipasang di tebing itu sebagai penahan," katanya.
Selain memotong tebing, Suhardi mengatakan, masih ada tiga batang pohon berukuran besar yang melintang di sungai sehingga menghambat aliran karena menahan sampah.
"Ketiga pohon ini harus segera diangkat. Jika tidak, maka air sungai bisa saja meluap saat hujan deras. Namun, kami mengalami kesulitan untuk mengangkat batang pohon ini," katanya.
Ia menambahkan, warga membutuhkan katrol manual untuk mengangkat batang pohon serta gergaji mesin untuk memotong batangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengairan dan Drainase Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Aki Lukman justru mengkhawatirkan tindakan warga untuk memangkas tebing beserta rumpun bambu di atasnya justru akan berdampak buruk.
"Terutama untuk tebing di sisi barat sungai karena dimungkinkan ambrol jika tidak kuat menahan arus sungai saat hujan deras," katanya.
Oleh karenanya, lanjut dia, perlu ada komunikasi dan koordinasi antar warga di sisi barat dan timur Sungai Buntung untuk mendiskusikan langkah terbaik mengantisipasi luapan sungai.
"Kami juga siap menerjunkan petugas untuk memberikan pengawasan dalam pemasangan bronjong di tebing sungai. Secara tidak langsung, kami juga sudah memberikan informasi mengenai cara pemasangan bronjong yang benar," katanya.
(E013)
"Dengan pengurangan tebing ini, maka sungai diharapkan menjadi lebih lebar sehingga saat hujan, volume air yang tertampung bisa lebih banyak," kata Lurah Karangwaru Suhardi di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, tebing yang akan dipangkas tersebut adalah tanah yang menjorok ke badan sungai dan di atasnya terdapat rumpun bambu yang cukup rimbun.
Suhardi mengatakan, setelah tebing tersebut dipangkas, maka warga akan membangun talud atau memasang bronjong di tebing tersebut untuk menahan gerusan air sungai.
"Perhitungan kami, pekerjaan normalisasi ini membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Selain dikerjakan oleh warga, kami juga mendapat bantuan dari Kodim 0734 Yogyakarta," katanya.
Sebelumnya, talud di sisi tebing yang akan dipotong tersebut juga ambrol akibat terjangan arus air sungai yang cukup kuat saat terjadi hujan deras pada akhir tahun lalu.
Panjang talud yang ambrol sekitar 25 meter dengan tinggi tiga meter. Saat ini, talud tersebut sedang diperbaiki dengan pemasangan bronjong bantuan dari Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta.
"Jika tebing tersebut sudah dipangkas, maka kami juga akan membutuhkan bronjong dan batu tambahan untuk dipasang di tebing itu sebagai penahan," katanya.
Selain memotong tebing, Suhardi mengatakan, masih ada tiga batang pohon berukuran besar yang melintang di sungai sehingga menghambat aliran karena menahan sampah.
"Ketiga pohon ini harus segera diangkat. Jika tidak, maka air sungai bisa saja meluap saat hujan deras. Namun, kami mengalami kesulitan untuk mengangkat batang pohon ini," katanya.
Ia menambahkan, warga membutuhkan katrol manual untuk mengangkat batang pohon serta gergaji mesin untuk memotong batangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengairan dan Drainase Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Aki Lukman justru mengkhawatirkan tindakan warga untuk memangkas tebing beserta rumpun bambu di atasnya justru akan berdampak buruk.
"Terutama untuk tebing di sisi barat sungai karena dimungkinkan ambrol jika tidak kuat menahan arus sungai saat hujan deras," katanya.
Oleh karenanya, lanjut dia, perlu ada komunikasi dan koordinasi antar warga di sisi barat dan timur Sungai Buntung untuk mendiskusikan langkah terbaik mengantisipasi luapan sungai.
"Kami juga siap menerjunkan petugas untuk memberikan pengawasan dalam pemasangan bronjong di tebing sungai. Secara tidak langsung, kami juga sudah memberikan informasi mengenai cara pemasangan bronjong yang benar," katanya.
(E013)