Besakih, Bali (Antara) - Ribuan umat Hindu melakukan persembahyangan bersama di Pura Agung Besakih, Kabupaten Karangasem, sekitar 65 kilometer timur laut Kota Denpasar, Rabu.

"Sejak pagi umat Hindu sudah berdatangan dari pelosok desa di Pulau Dewata, karena pada hari ini juga bertepatan dengan perayaan hari suci Galungan," kata seorang panitia upacara "Ida Betara Turun Kabeh", Jero Mangku Gede Pande Sudarta, di Besakih, Bali.

Ia mengatakan upacara "piodalan" atau peringatan upacara keagamaan di Pura Agung Besakih diselenggarakan setiap tahun, pada bulan purnama kedasa.

"Ini merupakan rutinitas umat Hindu di Bali melaksanakan upacara yang disebut 'Ida Betara Turun Kabeh'. Umat yang bersembahyang tidak saja dari Bali tapi juga dari luar Bali," katanya.

Menurut dia, umat Hindu dari luar Bali yang datang ke pura tersebut di antaranya dari Lombok, Jawa Timur, Lampung, dan DKI Jakarta. Mereka sekaligus mereka melakukan "Tirtayatra" perjalanan spritual.

"Jadi, sekaligus dapat bersembahyang keliling ke pura-pura terbesar di Bali, seperti Pura Besakih, Ulun Danu, Kabupaten Bangli dan lainnya," katanya.

Jero Mangku Pande mengatakan ritual keagamaan di Pura Besakih itu diselenggarakan selama 11 hari terhitung sejak Selasa (26/3).

Dia mengatakan pada Minggu (24/3) rangkaian upacara ritual di mulai dengan "Melasti" yakni menyucikan "pratima" atau benda-benda sakral di Pura Besakih.

Kegiatan itu di sumber mata air Yeh Sah, Kecamatan Rendang. Ribuan umat mengiring prosesi upacara tersebut dengan berjalan kaki lebih kurang empat kilometer selatan Pura Besakih.

Saat puncak upacara Piodalan di Pura Besakih pada Selasa (26/3), Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan jajarannya juga menghadiri ritual tersebut.

Pada kesempatan itu, Gubernur Mangku Pastika berbusana adat Bali bercorak dasar putih berbaur dengan umat Hindu di pelataran pura tersebut sekaligus melakukan persembhyangan bersama.

(I020)


Pewarta : Oleh I Komang Suparta
Editor : Masduki Attamami
Copyright © ANTARA 2024