Kulon Progo (Antara Jogja) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo Daerah Istimewa Yogyakarya terus meningkatkan dan mempertahankan daya dukung daerah aliran sungai agar air yang diperlukan masyarakat terjaga dengan baik.

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo Kukuh Sutoto di Kulon Progo, Kamis, mengatakan daerah aliran sungai (DAS) merupakan ekosistem yang semakin menurun kualitasnya dipicu oleh pemanfaatan sumber daya alam yang semakin besar.

"Hal ini mengakibatkan kerusakan yang semakin luas, sehingga menyebabkan bencana alam yang terkait dengan air. Sehingga, untuk mencegah laju kerusakan DAS yang semakin besar perlu pengelolaan DAS secara terpadu," katanya.

Menurut Kukuh, pengelolaan DAS terpadu ini meliputi keterpaduan dalam proses perencanaan, program pelaksanaan, program kegiatan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dengan pemangku kepentingan lain.

Selain itu, keterpaduan pelaksanaan program atau monitoring, dan dalam pengendalian penanggulangan bencana erosi, banjir, serta kekeringan.

Ia mengatakan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Kementerian Kehutanan 2010-2014, DAS Serang merupakan DAS Prioritas I, sehingga pada 2012 disusun rencana pengelolaan DAS Terpadu.

"DAS perlu dikelola, karena DAS pada dasarnya merupakan rumah berbagai ekosistem, dimana daerah itu memiliki sumber daya alam yang terbatas, banyak kepentingan dalam pemanfaatan DAS dan faktor eksternal lain yang mempengaruhi," katanya.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan Pemkab Kulon Progo siap bekerja sama untuk meningkatkan pengelolaan DAS secara terpadu dengan menggalakkan penanaman 1,5 juta pohon per tahun.

"Melalui perencanaan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) secara terpadu, akan menjadi dasar bagi Pemkab Kulon Progo melakukan kegiatan untuk peningkatan pengelolaan DAS," katanya.

Menurut bupati, hal ini sekaligus memenuhi harapan masyarakat untuk mengelola DAS Serang dan Waduk Sermo.

Ia mengatakan pemanfaatan DAS di hulu dan waduk belum optimal, sehingga belum memberikan efek kesejahteraan yang signifikan tanpa merusak lingkungan dan sumber air.

Bupati mencontohkan pada daerah hilir Sungai Serang, masalah yang dihadapi adalah kerusakan akibat banjir.

"Kami berharap, pengelolaan DAS secara terpadu ini merupakan bagian dari solusi permasalahan dari hulu hingga hilir sungai di Kulon Progo. Misalnya untuk banjir, sebenarnya kendalanya adalah kelancaran saluran, dimana sering ketidaklancaran disebabkan oleh tumbuhnya eceng gondok dan pendangkalan," katanya.

(KR-STR)

Pewarta : Oleh Sutarmi
Editor : Mamiek
Copyright © ANTARA 2024