Jogja (Antara Jogja) - Empat tokoh bangsa dan pendiri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta diabadikan namanya pada gedung universitas itu untuk memberikan inspirasi sivitas akademika, dan meneladani semangat perjuangan mereka.
"Empat tokoh tersebut adalah Ace Partadiredja, KH R Muhammad Adnan, KH R Fathurrahman Kafrawi, dan Mohammad Roem," kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Edy Suandi Hamid di Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, Kamis.
Pada peresmian nama gedung UII, ia mengatakan Ace Partadiredja diabadikan sebagai nama gedung Fekultas Ekonomi, KH R Muhammad Adnan pada gedung Program D-3 Ekonomi, KH R Fathurrahman Kafrawi pada gedung Laboratorium Terpadu, dan Mohammad Roem pada gedung Fakultas MIPA.
"Pemberian nama gedung di lingkungan UII dengan nama keempat tokoh itu diharapkan dapat mendorong sivitas akademika dan masyarakat untuk selalu mengingat dan meneladani jasa-jasa mereka," katanya.
Menurut dia, penamaan gedung dengan nama tokoh itu merupakan bentuk apresiasi terhadap perjuangan mereka yang luar biasa kepada negeri dan UII.
"Sejak 2009, kami secara rutin mengabadikan nama-nama tokoh nasional yang telah banyak berkontribusi kepada negeri dan UII menjadi nama gedung di lingkungan universitas," katanya.
Ia mengatakan, Ace Partadiredja merupakan Pjs Rektor UII menggantikan GBPH Prabuningrat yang meninggal dunia pada 31 Agustus 1982, dan kemudian dikukuhkan sebagai rektor definitif untuk periode 1983-1985.
"Pada era kepemimpinan Ace Partadiredja, UII mulai berupaya meningkatkan usaha-usaha kerja sama dalam negeri dan luar negeri," katanya.
Menurut dia, perkembangan UII juga tidak lepas dari jasa Muhammad Adnan sebagai salah satu sosok yang "concern" mengembangkan UII pada masa-masa awal lahirnya sebagai lembaga pendidikan tinggi bagi Bangsa Indonesia.
Fathurrahman Kafrawi juga mempunyai peran dalam konteks berdirinya UII yang semula bernama Sekolah Tinggi Islam (STI). Fathurrahman merupakan tokoh yang terlibat langsung dalam pengembangan STI.
Ia mengatakan, tokoh lain yang diabadikan namanya adalah Mohammad Roem. Roem merupakan pahlawan nasional yang terkenal sebagai diplomat ulung.
Roem juga merupakan salah satu anggota sidang umum Majelis Sjoero Moeslimin Indonesia (Masjoemi) pada 1945, yang salah satunya memutuskan pembentukan STI.
"Mohammad Roem dapat dikatakan sebagai salah satu peletak fondasi sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran Islam," katanya.
(B015)
"Empat tokoh tersebut adalah Ace Partadiredja, KH R Muhammad Adnan, KH R Fathurrahman Kafrawi, dan Mohammad Roem," kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Edy Suandi Hamid di Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, Kamis.
Pada peresmian nama gedung UII, ia mengatakan Ace Partadiredja diabadikan sebagai nama gedung Fekultas Ekonomi, KH R Muhammad Adnan pada gedung Program D-3 Ekonomi, KH R Fathurrahman Kafrawi pada gedung Laboratorium Terpadu, dan Mohammad Roem pada gedung Fakultas MIPA.
"Pemberian nama gedung di lingkungan UII dengan nama keempat tokoh itu diharapkan dapat mendorong sivitas akademika dan masyarakat untuk selalu mengingat dan meneladani jasa-jasa mereka," katanya.
Menurut dia, penamaan gedung dengan nama tokoh itu merupakan bentuk apresiasi terhadap perjuangan mereka yang luar biasa kepada negeri dan UII.
"Sejak 2009, kami secara rutin mengabadikan nama-nama tokoh nasional yang telah banyak berkontribusi kepada negeri dan UII menjadi nama gedung di lingkungan universitas," katanya.
Ia mengatakan, Ace Partadiredja merupakan Pjs Rektor UII menggantikan GBPH Prabuningrat yang meninggal dunia pada 31 Agustus 1982, dan kemudian dikukuhkan sebagai rektor definitif untuk periode 1983-1985.
"Pada era kepemimpinan Ace Partadiredja, UII mulai berupaya meningkatkan usaha-usaha kerja sama dalam negeri dan luar negeri," katanya.
Menurut dia, perkembangan UII juga tidak lepas dari jasa Muhammad Adnan sebagai salah satu sosok yang "concern" mengembangkan UII pada masa-masa awal lahirnya sebagai lembaga pendidikan tinggi bagi Bangsa Indonesia.
Fathurrahman Kafrawi juga mempunyai peran dalam konteks berdirinya UII yang semula bernama Sekolah Tinggi Islam (STI). Fathurrahman merupakan tokoh yang terlibat langsung dalam pengembangan STI.
Ia mengatakan, tokoh lain yang diabadikan namanya adalah Mohammad Roem. Roem merupakan pahlawan nasional yang terkenal sebagai diplomat ulung.
Roem juga merupakan salah satu anggota sidang umum Majelis Sjoero Moeslimin Indonesia (Masjoemi) pada 1945, yang salah satunya memutuskan pembentukan STI.
"Mohammad Roem dapat dikatakan sebagai salah satu peletak fondasi sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran Islam," katanya.
(B015)