Jakarta (Antara Jogja) - Mata uang rupiah tidak bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp10.280 per dolar AS pada Kamis pagi seiring dengan pelaku pasar uang yang sedang mencermati sentimen domestik dan eksternal.

"Ekspansi manufaktur China dan keputusan The Fed untuk tidak mengubah program pembelian obligasinya meredakan tekanan rupiah," kata Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Kamis.

Di sisi lain, lanjut dia, rupiah masih dibayangi oleh kecemasan perlambatan ekonomi Indonesia, kinerja neraca perdagangan yang kembali defisit, dan ekspektasi tingginya inflasi dapat menjadi sentimen negatif bagi pasar uang domestik.

Ia mengatakan penguatan mata uang Indonesia yang berkelanjutan masih cukup sulit. Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp10.235--Rp10.325 per dolar AS.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah masih berpotensi bergerak negatif seiring masih adanya aksi mengamankan posisi.

"Pergerakan nilai tukar rupiah pada Kamis ini, fluktuasinya juga masih stabil," kata dia.

Ia mengatakan pelaku pasar uang juga sedang menunggu data inflasi Juli 2013 dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta data ekonomi lainya.

"Ekspektasinya inflasi akan meningkat, diharapkan sesuai dengan estimasi sehingga tidak terlalu berdampak negatif," kata dia.

(KR-ZMF)


Pewarta : Oleh Zubi Mahrofi
Editor : Agus Priyanto
Copyright © ANTARA 2024