Singkawang (Antara Jogja) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menghadiri Festival Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat, yang merupakan kegiatan ritual tahunan setelah Tahun Baru Imlek di provinsi itu.

"Festival ini sudah menjadi kegiatan tahunan dan harus dijaga keberadaannya karena merupakan acara ritual yang sudah sangat populer tidak saja untuk masyarakat setempat tapi juga mancanegara," katanya kepada pers sebelum menghadiri festival itu di Singkawang, Jumat.

Mari mengatakan sekalipun perayaan Cap Go Meh dirayakan di mana-mana di sejumlah daerah Indonesia, namun perayaan di Singkawang ini boleh jadi yang terbesar dan unik, sehingga selalu menyita perhatian masyarakat luar Singkawang.

Dia mengatakan festival ini diharapkan bisa terus menjadi tradisi ritual yang dipertahankan dan selalu menjadi ajang akbar bagi warga Tionghoa.

"Pemerintah tentunya sangat mendukung kegiatan ini sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dipertahankan dan dilestarikan," kata Mari.

Cap Go Meh diperingati masyarakat Tionghoa yang menganut Tri Dharma (Sam Kaw) sebagai hari raya umat Budha, Konghucu dan penganut Taoisme.

Hari kelima belas bulan pertama yang pada tahun ular (2014) adalah yang ke 2564.

Pada hari ke-15 ini, masyarakat Tionghoa atau peranakan Tionghoa di berbagai dunia, termasuk Indonesia, meyakini dewa turun ke dunia. karena itu masyarakat Tionghoa boleh berkeluh kesah saat iring-iringan pawai lewat.

Iring-iringan perayaan Cap Go Meh juga diyakini memberikan energi positif serta dapat memberikan keselamatan dan kemakmuran.

Dengan keyakinan mengundang energi positif banyak masyarakat yang akhirnya merayakan Cap Go Meh dengan berbagai macam hal menarik.

(A025)


Pewarta : Oleh Ahmad Wijaya
Editor : Masduki Attamami
Copyright © ANTARA 2024