Bantul (Antara Jogja) - Jumlah pendaftar pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara online untuk sekolah menengah atas negeri di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga hari kedua, Rabu baru sekitar 54 persen dari total daya tampung.
"Dari total daya tampung 19 SMA Negeri di daerah kita sebanyak 3.188 siswa, jumlah pendaftar baru 1.741 orang (54 persen). Ini kemungkinan wali maupun siswa masih saling `intip`," kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah Atas, Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Bantul, Suhirman, Rabu.
Dengan demikian, kata dia, pihaknya memprediksi jumlah pendaftar calon siswa SMA Negeri akan melonjak pada hari terakhir atau Kamis (3/7), karena wali atau siswa khawatir tidak lagi mendapat kesempatan untuk mendaftar di sekolah negeri.
Ia mengatakan, untuk menghadapi lonjakan pendaftar pada PPDB Online melalui internet ini, sejumlah sekolah telah menyiapkan petugas entri (pengisi) data sesuai kebutuhan, karena dari pihak Telkom hanya sebagai koordinir dalam penerapan sistem.
"Misalnya di SMA Banguntapan telah menyiapkan tenaga entri banyak, kami sudah mengimbau pada wali dan siswa untuk tidak perlu mendaftar di sekolah pilihan pertama karena entri data bisa dilakukan di sekolah yang dipilihnya," katanya.
Menurut dia, penerapan PPDB secara online untuk tahun ajaran 2014/2015 ini merupakan pertama kali di Bantul, namun demikian dibandingkan dengan hari pertama (Selasa, 1/7), sistem jaringan PPDB pada hari kedua ini tergolong lebih lancar.
"Sejauh ini belum ada kendala dalam PPDB online, adapun beberapa pertanyaan yang masuk ke posko terkait bagaimana kepengurusan nilai prestasi, karena ternyata banyak yang belum paham, misalnya siswa Sleman mau bersekolah di Bantul harus bagaimana," katanya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Bantul, Titi Prawiti S mengatakan, pihaknya mengakui belum terpenuhinya kuota yang tersedia di sekolah ini, karena dari kuota sebanyak 216 kursi, calon siswa yang mengembalikan formulir dan entri data baru 171 orang.
Dari pendaftar tersebut, kata dia, pihak sekolah mencatat nilai tertinggi mencapai 38.80 sedangkan terendah 25.30, sehingga jika dirata-rata nilanya 36,53, dengan demikian calon siswa pada posisi aman di SMA Negeri 1 Bantul nilanya pada rata-rata tersebut.
"Sampai hari kedua calon siswa yang mengambil formulir ada 400 lembar, namun baru 171 lembar yang terkumpul, ini kemungkinan pada hari pertama dan kedua, siswa dan wali saling intip," katanya.
(KR-HRI)
"Dari total daya tampung 19 SMA Negeri di daerah kita sebanyak 3.188 siswa, jumlah pendaftar baru 1.741 orang (54 persen). Ini kemungkinan wali maupun siswa masih saling `intip`," kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah Atas, Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Bantul, Suhirman, Rabu.
Dengan demikian, kata dia, pihaknya memprediksi jumlah pendaftar calon siswa SMA Negeri akan melonjak pada hari terakhir atau Kamis (3/7), karena wali atau siswa khawatir tidak lagi mendapat kesempatan untuk mendaftar di sekolah negeri.
Ia mengatakan, untuk menghadapi lonjakan pendaftar pada PPDB Online melalui internet ini, sejumlah sekolah telah menyiapkan petugas entri (pengisi) data sesuai kebutuhan, karena dari pihak Telkom hanya sebagai koordinir dalam penerapan sistem.
"Misalnya di SMA Banguntapan telah menyiapkan tenaga entri banyak, kami sudah mengimbau pada wali dan siswa untuk tidak perlu mendaftar di sekolah pilihan pertama karena entri data bisa dilakukan di sekolah yang dipilihnya," katanya.
Menurut dia, penerapan PPDB secara online untuk tahun ajaran 2014/2015 ini merupakan pertama kali di Bantul, namun demikian dibandingkan dengan hari pertama (Selasa, 1/7), sistem jaringan PPDB pada hari kedua ini tergolong lebih lancar.
"Sejauh ini belum ada kendala dalam PPDB online, adapun beberapa pertanyaan yang masuk ke posko terkait bagaimana kepengurusan nilai prestasi, karena ternyata banyak yang belum paham, misalnya siswa Sleman mau bersekolah di Bantul harus bagaimana," katanya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Bantul, Titi Prawiti S mengatakan, pihaknya mengakui belum terpenuhinya kuota yang tersedia di sekolah ini, karena dari kuota sebanyak 216 kursi, calon siswa yang mengembalikan formulir dan entri data baru 171 orang.
Dari pendaftar tersebut, kata dia, pihak sekolah mencatat nilai tertinggi mencapai 38.80 sedangkan terendah 25.30, sehingga jika dirata-rata nilanya 36,53, dengan demikian calon siswa pada posisi aman di SMA Negeri 1 Bantul nilanya pada rata-rata tersebut.
"Sampai hari kedua calon siswa yang mengambil formulir ada 400 lembar, namun baru 171 lembar yang terkumpul, ini kemungkinan pada hari pertama dan kedua, siswa dan wali saling intip," katanya.
(KR-HRI)