Sleman (Antara Jogja) - Pengunjung Taman Nasional Gunung Merapi dilarang bermain di sekitar air terjun di kawasan wisata Tlogo Putri, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Selama ini banyak pengunjung Taman Wisata Gunung Merapi (TNGM) tidak mematuhi aturan larangan berdiri di dekat air terjun di Tlogo Putri. Pada musim hujan, di kawasan tersebut rawan terjadi banjir," kata Koordinator Pos `Search and Rescue` (SAR) Linmas Kaliurang, Kiswanta, Minggu.
Menurut dia, pada musim hujan ini rawan terjadi banjir lumpur yang bercampur kayu dan batang pohon yang mati akibat erupsi Gunung Merapi 2010.
"Sisa-sisa erupsi 2010 seperti lumpur bercampur kayu tetap mengancam karena masih masa puncak musim hujan," katanya.
Ia mengatakan, hal ini mungkin karena kurangnya dan keterbatasan pengawasan dari petugas TNGM di kawasan Tlogo Putri, Kaliurang.
"Karena tidak ada yang mengawasi akhirnya pengunjung nekat ke dekat air terjun," katanya.
Kiswanto mengatakan pihaknya tetap melakukan pemantauan dan mengimbau kepada pengunjung atau siapa pun untuk tidak dekat di air terjun.
"Terutama ketika terjadi hujan di sekitarnya. Pengunjung atau siapa pun kami imbau untuk menjauh dari air terjun," katanya.
Ia mengatakan, sebelumnya banjir air bah ini terjadi pada Selasa 23 Desember 2014.
"Untungnya saat banjir tersebut sedang tidak ada pengunjung yang berada di dekat air terjun sehingga tidak menyebabkan adanya korban," katanya.
Menurut Kepala Resort Pakem dan Turi TNGM Teguh Wardoyo pascabanjir karena terlalu banyaknya lumpur dan kayu sisa dampak erupsi Merapi 2010 yang terbawa banjir, objek wisata tersebut sempat ditutup selama lima hari untuk pembersihan.
"Meski sudah dibuka kembali, namun sampai saat ini pun masih belum seratus persen kembali sepenuhnya.Belum seratus persen selesai pembersihannya," katanya.
Ia mengatakan selama lima hari terakhir ini di sekitar kawasan air terjun kebetulan tidak hujan. Ancaman banjir pun mengecil, karena aliran air ini tidak berhulu Merapi, seperti sungai-sungai lain.
"Kalau puncak Merapi hujan, kecil kemungkinan berpengaruh pada air terjun itu," katanya.
Teguh mengatakan pihaknya akan intens memberi peringatan kewaspadaan kepada para pengunjung di kawasan tersebut, terutama saat terjadi hujan di sekitarnya.
"Selain dengan papan larangan, kita juga memakai pengeras suara untuk menghimbau wisatawan," katanya.
(V001)
"Selama ini banyak pengunjung Taman Wisata Gunung Merapi (TNGM) tidak mematuhi aturan larangan berdiri di dekat air terjun di Tlogo Putri. Pada musim hujan, di kawasan tersebut rawan terjadi banjir," kata Koordinator Pos `Search and Rescue` (SAR) Linmas Kaliurang, Kiswanta, Minggu.
Menurut dia, pada musim hujan ini rawan terjadi banjir lumpur yang bercampur kayu dan batang pohon yang mati akibat erupsi Gunung Merapi 2010.
"Sisa-sisa erupsi 2010 seperti lumpur bercampur kayu tetap mengancam karena masih masa puncak musim hujan," katanya.
Ia mengatakan, hal ini mungkin karena kurangnya dan keterbatasan pengawasan dari petugas TNGM di kawasan Tlogo Putri, Kaliurang.
"Karena tidak ada yang mengawasi akhirnya pengunjung nekat ke dekat air terjun," katanya.
Kiswanto mengatakan pihaknya tetap melakukan pemantauan dan mengimbau kepada pengunjung atau siapa pun untuk tidak dekat di air terjun.
"Terutama ketika terjadi hujan di sekitarnya. Pengunjung atau siapa pun kami imbau untuk menjauh dari air terjun," katanya.
Ia mengatakan, sebelumnya banjir air bah ini terjadi pada Selasa 23 Desember 2014.
"Untungnya saat banjir tersebut sedang tidak ada pengunjung yang berada di dekat air terjun sehingga tidak menyebabkan adanya korban," katanya.
Menurut Kepala Resort Pakem dan Turi TNGM Teguh Wardoyo pascabanjir karena terlalu banyaknya lumpur dan kayu sisa dampak erupsi Merapi 2010 yang terbawa banjir, objek wisata tersebut sempat ditutup selama lima hari untuk pembersihan.
"Meski sudah dibuka kembali, namun sampai saat ini pun masih belum seratus persen kembali sepenuhnya.Belum seratus persen selesai pembersihannya," katanya.
Ia mengatakan selama lima hari terakhir ini di sekitar kawasan air terjun kebetulan tidak hujan. Ancaman banjir pun mengecil, karena aliran air ini tidak berhulu Merapi, seperti sungai-sungai lain.
"Kalau puncak Merapi hujan, kecil kemungkinan berpengaruh pada air terjun itu," katanya.
Teguh mengatakan pihaknya akan intens memberi peringatan kewaspadaan kepada para pengunjung di kawasan tersebut, terutama saat terjadi hujan di sekitarnya.
"Selain dengan papan larangan, kita juga memakai pengeras suara untuk menghimbau wisatawan," katanya.
(V001)