Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta terus mempromosikan "sub raiser" Arwana di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta, karena belum mampu menarik minat petani ikan untuk ikut memanfaatkannya.
"Sampai saat ini, belum ada petani ikan yang ikut memanfaatkannya karena mereka masih bisa melakukan pembesaran benih secara mandiri di kolam yang mereka miliki," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Minggu.
Meskipun demikian, Suyana optimistis pada suatu saat akan ada petani atau kelompok petani ikan yang tertarik untuk memanfaatkan "sub raiser" tersebut, guna mengembangkan bisnis pembesaran benih Arwana.
Di lokasi tersebut, lanjut Suyana, telah dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung pembesaran benih ikan, kondisi air yang sudah memenuhi baku mutu dan memiliki kolam yang mampu menampung sekitar 30.000 benih ikan.
"Kami terus upayakan agar petani atau kelompok petani bahkan pihak swasta bisa memanfaatkan lokasi tersebut," tuturnya.
Saat ini, sub raiser tersebut masih dimanfaatkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian untuk pembesaran benih ikan Arwana.
"Kami membeli benih yang masih berukurang sekitar lima centimeter dengan harga Rp30.000 per ekornya. Benih tersebut kemudian dipelihara dan dibesarkan hingga mencapai panjang sekitar 10 centimeter," ucapnya.
Benih yang sudah dibesarkan tersebut kemudian dijual dengan harga jual mencapai sekitar dua kali lipat dibanding harga pembelian.
Pada tahun ini, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta berencana membeli sekitar 1.000 ekor benih Arwana untuk dibesarkan.
"Pembelian benih terkadang mengalami kendala khususnya saat bulan dingin seperti Agustus. Saat bulan seperti itu, ketersediaan benih di pasaran menurun," ungkapnya.
Selama ini, lanjut dia, benih dari sub raiser di Pasthy tersebut dipasarkan melalui pedagang besar yang berlokasi di Magelang Jawa Tengah.
Fasilitas sub raiser di Pasthy tersebut dibangun oleh pemerintah pusat pada 2005 yang ditujukan sebagai bagian mata rantai suplai komoditas Arwana untuk pasar internasional.
Namun, bangunan di pasar tersebut baru digunakan sejak 2013. Bangunan terdiri dari dua bangunan utama, yaitu bangunan di sisi depan digunakan untuk penjualan ikan hias, sedangkan di bagian belakang untuk pembesaran benih ikan.***1***
(T.E013)
"Sampai saat ini, belum ada petani ikan yang ikut memanfaatkannya karena mereka masih bisa melakukan pembesaran benih secara mandiri di kolam yang mereka miliki," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Minggu.
Meskipun demikian, Suyana optimistis pada suatu saat akan ada petani atau kelompok petani ikan yang tertarik untuk memanfaatkan "sub raiser" tersebut, guna mengembangkan bisnis pembesaran benih Arwana.
Di lokasi tersebut, lanjut Suyana, telah dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung pembesaran benih ikan, kondisi air yang sudah memenuhi baku mutu dan memiliki kolam yang mampu menampung sekitar 30.000 benih ikan.
"Kami terus upayakan agar petani atau kelompok petani bahkan pihak swasta bisa memanfaatkan lokasi tersebut," tuturnya.
Saat ini, sub raiser tersebut masih dimanfaatkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian untuk pembesaran benih ikan Arwana.
"Kami membeli benih yang masih berukurang sekitar lima centimeter dengan harga Rp30.000 per ekornya. Benih tersebut kemudian dipelihara dan dibesarkan hingga mencapai panjang sekitar 10 centimeter," ucapnya.
Benih yang sudah dibesarkan tersebut kemudian dijual dengan harga jual mencapai sekitar dua kali lipat dibanding harga pembelian.
Pada tahun ini, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta berencana membeli sekitar 1.000 ekor benih Arwana untuk dibesarkan.
"Pembelian benih terkadang mengalami kendala khususnya saat bulan dingin seperti Agustus. Saat bulan seperti itu, ketersediaan benih di pasaran menurun," ungkapnya.
Selama ini, lanjut dia, benih dari sub raiser di Pasthy tersebut dipasarkan melalui pedagang besar yang berlokasi di Magelang Jawa Tengah.
Fasilitas sub raiser di Pasthy tersebut dibangun oleh pemerintah pusat pada 2005 yang ditujukan sebagai bagian mata rantai suplai komoditas Arwana untuk pasar internasional.
Namun, bangunan di pasar tersebut baru digunakan sejak 2013. Bangunan terdiri dari dua bangunan utama, yaitu bangunan di sisi depan digunakan untuk penjualan ikan hias, sedangkan di bagian belakang untuk pembesaran benih ikan.***1***
(T.E013)