Yogyakarta (Antara Jogja) - Satu dari tiga motif batik yang menjadi pemenang utama lomba desain batik khas Yogyakarta akan digunakan sebagai seragam pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta dan lainnya sebagai seragam PKK setempat.
"Kami akan serahkan ke wali kota tiga motif batik yang menjadi pemenang pertama hingga ketiga. Beliau yang akan memilih motif mana yang digunakan sebagai seragam pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun di sela pameran hasil lomba desain batik khas Yogyakarta di Yogyakarta, Jumat.
Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta menggelar lomba desain motif batik khas Yogyakarta yang terbuka untuk umum. Peserta diwajibkan melakukan inovasi motif batik berdasarkan tiga motif batik utama khas Yogyakarta yaitu parang, ceplok dan semen.
Sebanyak 468 motif batik masuk ke meja panitia yang kemudian disaring menjadi 20 motif terbaik. Sebanyak 20 motif batik terbaik yang semula baru digambar di atas kertas kemudian dituangkan secara langsung di atas kain.
"20 karya terbaik ini kemudian dipamerkan di Griya UMKM Yogyakarta selama dua hari hingga Sabtu (6/6) dan akan dipilih enam motif terbaik untuk memperoleh uang pembinaan. Motif yang masuk ke panitia akan menjadi hak milik dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta," katanya.
Ia menambahkan, semua motif batik yang masuk bisa digunakan sebagai seragam di wilayah asalkan meminta izin kepada Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta terlebih dulu.
Tri memberikan apresiasi terhadap seluruh karya batik yang masuk karena semuanya sangat bagus sehingga menyulitkan dewan juri untuk memilih motif batik terbaik.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang membuka pameran mengatakan, batik adalah bahasa yang universal dan banyak daerah kini sudah memiliki motif batik khas sendiri-sendiri.
"Oleh karena itu, pengetahuan mengenai kekhasan batik dari satu daerah ke daerah lain menjadi sangat penting," katanya.
Sementara itu, mengenai pilihan batik yang akan digunakan sebagai seragam pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, Haryadi mengatakan, bahwa hal itu membutuhkan dasar hukum sebagai pijakan aturan salah satunya melalui peraturan wali kota.
"Jumlah pegawai di lingkungan pemerintah kota cukup banyak mencapai sekitar 9.000 orang. Perlu peraturan wali kota untuk seragam ini. Motif yang terpilih bisa digunakan sebagai referensi seragam batik pegawai di lingkungan balai kota," katanya.
(E013)
"Kami akan serahkan ke wali kota tiga motif batik yang menjadi pemenang pertama hingga ketiga. Beliau yang akan memilih motif mana yang digunakan sebagai seragam pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun di sela pameran hasil lomba desain batik khas Yogyakarta di Yogyakarta, Jumat.
Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta menggelar lomba desain motif batik khas Yogyakarta yang terbuka untuk umum. Peserta diwajibkan melakukan inovasi motif batik berdasarkan tiga motif batik utama khas Yogyakarta yaitu parang, ceplok dan semen.
Sebanyak 468 motif batik masuk ke meja panitia yang kemudian disaring menjadi 20 motif terbaik. Sebanyak 20 motif batik terbaik yang semula baru digambar di atas kertas kemudian dituangkan secara langsung di atas kain.
"20 karya terbaik ini kemudian dipamerkan di Griya UMKM Yogyakarta selama dua hari hingga Sabtu (6/6) dan akan dipilih enam motif terbaik untuk memperoleh uang pembinaan. Motif yang masuk ke panitia akan menjadi hak milik dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta," katanya.
Ia menambahkan, semua motif batik yang masuk bisa digunakan sebagai seragam di wilayah asalkan meminta izin kepada Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta terlebih dulu.
Tri memberikan apresiasi terhadap seluruh karya batik yang masuk karena semuanya sangat bagus sehingga menyulitkan dewan juri untuk memilih motif batik terbaik.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang membuka pameran mengatakan, batik adalah bahasa yang universal dan banyak daerah kini sudah memiliki motif batik khas sendiri-sendiri.
"Oleh karena itu, pengetahuan mengenai kekhasan batik dari satu daerah ke daerah lain menjadi sangat penting," katanya.
Sementara itu, mengenai pilihan batik yang akan digunakan sebagai seragam pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, Haryadi mengatakan, bahwa hal itu membutuhkan dasar hukum sebagai pijakan aturan salah satunya melalui peraturan wali kota.
"Jumlah pegawai di lingkungan pemerintah kota cukup banyak mencapai sekitar 9.000 orang. Perlu peraturan wali kota untuk seragam ini. Motif yang terpilih bisa digunakan sebagai referensi seragam batik pegawai di lingkungan balai kota," katanya.
(E013)