Jogja (Antara Jogja) - The Technical Meeting of Mints in ASEAN atau Teman menjadi sarana pertukaran informasi dan pengetahuan tentang uang logam atau koin, kata Direktur Utama Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia Prasetio.
"Informasi dan pengetahuan tentang uang logam itu meliputi produksi, pengendalian kualitas, sistem pengemasan dan distribusi, peralatan dan permesinan, dan praktik manajemen umum," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) menjadi tuan rumah Teman ke-17/2015. Kegiatan itu dihadiri 152 peserta dari berbagai negara.
Para peserta di antaranya berasal dari delapan negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos, dan Brunei Darussalam. Dua negara ASEAN absen dalam kegiatan itu yakni Vietnam dan Myanmar.
Selain delapan negara ASEAN, kata dia, hadir pula peserta dari 23 negara lainnya di antaranya Afrika Selatan, Algeria, Australia, Belgia, Tiongkok, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Kazakhstan, Korea Selatan, Prancis, Polandia, Rusia, Slovakia, Spanyol, Swiss, Taiwan, Inggris, dan Amerika Serikat.
"Para peserta itu berasal dari percetakan uang logam (mints participant) serta perwakilan dari sektor industri terkait dengan permesinan dan bahan baku uang logam (industrial participants)," katanya.
Ia mengatakan keanggotaan Teman dibatasi pada pencetakan uang logam (mint) dalam lingkup negara-negara ASEAN atau jika negara itu tidak mempunyai pencetakan uang logam, diwakili oleh otoritas penerbit uang logam. Jika keduanya dimiliki, pencetakan uang logam menjadi prioritas.
"Masing-masing anggota delegasi berkomitmen untuk saling berbagi informasi yang bersifat teknis, menjaga kerahasiaan informasi, dan mematuhi `by laws and working rules` Teman," kata Prasetio.
Menurut dia, konferensi itu dibuka Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno di Jakarta pada Senin (8/6), sedangkan penutupannya akan dilaksanakan di Yogyakarta pada 12 Juni 2015.
(B015)
"Informasi dan pengetahuan tentang uang logam itu meliputi produksi, pengendalian kualitas, sistem pengemasan dan distribusi, peralatan dan permesinan, dan praktik manajemen umum," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) menjadi tuan rumah Teman ke-17/2015. Kegiatan itu dihadiri 152 peserta dari berbagai negara.
Para peserta di antaranya berasal dari delapan negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos, dan Brunei Darussalam. Dua negara ASEAN absen dalam kegiatan itu yakni Vietnam dan Myanmar.
Selain delapan negara ASEAN, kata dia, hadir pula peserta dari 23 negara lainnya di antaranya Afrika Selatan, Algeria, Australia, Belgia, Tiongkok, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Kazakhstan, Korea Selatan, Prancis, Polandia, Rusia, Slovakia, Spanyol, Swiss, Taiwan, Inggris, dan Amerika Serikat.
"Para peserta itu berasal dari percetakan uang logam (mints participant) serta perwakilan dari sektor industri terkait dengan permesinan dan bahan baku uang logam (industrial participants)," katanya.
Ia mengatakan keanggotaan Teman dibatasi pada pencetakan uang logam (mint) dalam lingkup negara-negara ASEAN atau jika negara itu tidak mempunyai pencetakan uang logam, diwakili oleh otoritas penerbit uang logam. Jika keduanya dimiliki, pencetakan uang logam menjadi prioritas.
"Masing-masing anggota delegasi berkomitmen untuk saling berbagi informasi yang bersifat teknis, menjaga kerahasiaan informasi, dan mematuhi `by laws and working rules` Teman," kata Prasetio.
Menurut dia, konferensi itu dibuka Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno di Jakarta pada Senin (8/6), sedangkan penutupannya akan dilaksanakan di Yogyakarta pada 12 Juni 2015.
(B015)