Jogja (Antara Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta mengalokasikan anggaran Rp2,1 miliar untuk pengadaan seragam batik bagi pegawai di lingkungan pemerintah daerah tersebut sebagai tindak lanjut lomba desain batik khas Yogyakarta beberapa waktu sebelumnya.
"Sudah masuk lelang. Harapannya, proses lelang berjalan dengan lancar sehingga selesai tahun ini," kata Kepala Sub Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Yogyakarta May Indra di Yogyakarta, Sabtu.
Seragam batik tersebut akan dibagikan kepada sekitar 7.500 pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam bentuk kain dan biaya untuk menjahit seragam sepenuhnya menjadi tanggung jawab pegawai.
Namun demikian, lanjut dia, belum ada aturan mengenai penggunaan seragam harian bermotif batik tersebut karena Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki aturan penggunaan pakaian seragam.
Pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta sudah diwajibkan mengenakan pakaian batik setiap Selasa dan Kamis meskipun motifnya belum seragam. Pakaian seragam batik tersebut rencananya mulai digunakan pada 2016.
Selain seragam batik, Pemerintah Kota Yogyakarta juga menganggarkan dana sekitar Rp1,1 miliar untuk pengadaan kain berwarna hitam yang juga diharapkan bisa direalisasikan tahun ini.
"Dimungkinkan saja ada aturan baru mengenai pakaian seragam pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta karena Kementerian Dalam Negeri juga memberikan edaran mengenai aturan pakaian dinas harian," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto mengatakan, motif yang akan digunakan sebagai seragam adalah kombinasi motif pemenang lomba desain motif batik khas Yogyakarta.
"Motif masih didominasi oleh motif pemenang utama batik, namun ada kombinasi dengan motif pemenang lainnya sehingga muncul motif baru namun tidak menyimpang dari motif awal. Pengadaan ditangani oleh BKD," katanya.
Lomba desain motif batik khas Yogyakarta tersebut dimenangkan oleh pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Kota Yogyakarta Suparjoko dengan desain motif batik yang diberi nama "Ceplok Segoro Amarto".
"Nantinya, batik akan dicetak dengan cap dan bukan batik tulis karena akan sangat lama dan membutuhkan biaya besar. Yang pasti, bukan batik `printing`," katanya.
(E013)
"Sudah masuk lelang. Harapannya, proses lelang berjalan dengan lancar sehingga selesai tahun ini," kata Kepala Sub Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Yogyakarta May Indra di Yogyakarta, Sabtu.
Seragam batik tersebut akan dibagikan kepada sekitar 7.500 pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam bentuk kain dan biaya untuk menjahit seragam sepenuhnya menjadi tanggung jawab pegawai.
Namun demikian, lanjut dia, belum ada aturan mengenai penggunaan seragam harian bermotif batik tersebut karena Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki aturan penggunaan pakaian seragam.
Pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta sudah diwajibkan mengenakan pakaian batik setiap Selasa dan Kamis meskipun motifnya belum seragam. Pakaian seragam batik tersebut rencananya mulai digunakan pada 2016.
Selain seragam batik, Pemerintah Kota Yogyakarta juga menganggarkan dana sekitar Rp1,1 miliar untuk pengadaan kain berwarna hitam yang juga diharapkan bisa direalisasikan tahun ini.
"Dimungkinkan saja ada aturan baru mengenai pakaian seragam pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta karena Kementerian Dalam Negeri juga memberikan edaran mengenai aturan pakaian dinas harian," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto mengatakan, motif yang akan digunakan sebagai seragam adalah kombinasi motif pemenang lomba desain motif batik khas Yogyakarta.
"Motif masih didominasi oleh motif pemenang utama batik, namun ada kombinasi dengan motif pemenang lainnya sehingga muncul motif baru namun tidak menyimpang dari motif awal. Pengadaan ditangani oleh BKD," katanya.
Lomba desain motif batik khas Yogyakarta tersebut dimenangkan oleh pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Kota Yogyakarta Suparjoko dengan desain motif batik yang diberi nama "Ceplok Segoro Amarto".
"Nantinya, batik akan dicetak dengan cap dan bukan batik tulis karena akan sangat lama dan membutuhkan biaya besar. Yang pasti, bukan batik `printing`," katanya.
(E013)