Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan merumuskan kembali target kunjungan wisatawan, setelah kawasan karts Gunungsewu ditetapkan sebagai Global Geopark Network oleh UNESCO.

Kabid Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Gunung Kidul Hary Sukmono di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan potensi wisata Gunungsewu sangat besar, dan kunjungan wisatawan cenderung meningkat.

"Untuk mendukung target jumlah wisatawan secara nasional pada 2020 yang mencapi 20 juta wisatawan manca negara, kami akan mengkaji ulang target kunjungan wisatawan termasuk wisatawan asing," kata Hary�saat dihubungi.

Ia mengatakan masuknya Gunungsewu menjadi anggota GGN sebagai salah satu upaya setrategi branding memasarkan Gunungsewu di dunia internasional. Untuk mendukung program nawacita pemerintah pusat yang menargetkan peningkatan wisatawan. "Masuknya Gunungsewu mendukung kebijakan pusat," katanya.

Hary mengatakan nantinya akan ada sinergitas antara geoside dengan geoproduk yang dimiliki masyarakat, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Geoside di Gunungkidul ada 13, yakni meliputi Gunung Api Purba Nglanggeran, Gua Pindul, Pantai Siung sampai Pantai Wediombo, Kawasan Kalisuci, lembah karst Nginggrong, Gua Jomblang, Kali Ngalang, Hutan Wanagama, Gua Cokro, Hutan Wisata Turunan, Kawasan Baron sampai Krakal, lembah Bengawan Solo Purba, dan Kawasan Srigethuk.

Dia mencontohkan bagaimana pengembangan Gunung Api Purba Nglanggeran nantinya disinergikan dengan geoproduk di sekitarnya seperti pusat kerajinan Bubung dan Kampung Emas Plumbungan.

"Nantinya jika ada wisatawan yang akan berkunjung ke Nglanggeran bisa mampir ke kampung emas untuk makan ingkung di Kampung Emas plumbungan," ucapnya.

Disinggung mengenai informasi mengenai geopark jika wisatawan ingin mengetahui secara utuh, untuk saat ini baru hanya bisa ditemukan di Kantor Disbudpar. Selain itu, disetiap geoside sudah dipasang papan informasi secara utuh.

"Kalau berkunjung misalnya ke Gunung Api Purba Nglangggeran, disana sudah ada secara utuh mengenai informasinya mengenai Gunungsewu," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Disbudpar Gunung Kidul Sariyanto mengatakan setelah masuk dalam GGN, menjadikan geopark Gunungsewu dikenal di seluruh dunia, maka diperlukan sosialisasi kepada masyarakat.

"Imbasnya akan banyak wisatawan dan peneliti datang ke kawasan kita," katanya.

Sosialisasi ini diperlukan, agar pengelola paham bagaimana sejarah geologi terciptanya kawasan karst. Sehingga perlu adanya pelatihan dikawasan geoside.

"Kami belum berbicara masalah konservasi karena untuk fungsi edukasi masih belum sempurna. Selain itu perlu adanya pelatihan Bahasa Inggris," katanya.

(KR-STR)

Pewarta : Oleh Sutarmi
Editor : Hery Sidik
Copyright © ANTARA 2025