Kulon Progo, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan kawasan Pelabuhan Tanjung Adikarto menjadi kawasan industri perikanan berbasis koperasi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Andung Prihadi di Kulon Progo, Selasa, mengatakan bahwa membutuhkan investor yang mau mendampingi koperasi-koperasi nelayan untuk mendukung percepatan pengembangan Pelabuhan Tanjung Adikarto.
"Kalau ada investor yang masuk, harus bekerja sama dengan koperasi milik nelayan. Kami sudah menyiapkan koperasi-koperasi yang akan mengelola industri perikanan, mulai dari logistik hingga bahan bakar minyak (BBM)," kata Andung.
Ia mengatakan bahwa Pelabuhan Tanjung Adikarto merupakan pelabuhan perikanan yang dikembangkan lebih modern. Selama ini pelabuhan di DIY hanya mengandalkan dari pelabuhan Sadeng yang hanya mampu menghasilkan 2.480 ton ikan. Namun, pelabuhan ini diperkirakan bisa menghasilkan 14.000--20.000 ton ikan.
Selain itu, Pelabuhan Tanjung Adikarto mampu menampung 120 unit kapal dengan ukuran 150 grosston sehingga perlu ada armada serta pengolahan ikan dan surimi, tepung ikan. "Ini semua menjadi peluas bisnis perikanan di Kulon Progo," katanya.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Sudarna mengatakan bahwa pada dasarnya calon investor yang akan menanamkan modalnya di sektor perikanan relatif sangat banyak. Namun, mereka masih menunggu kepastian beroperasinya Pebuluhan Tanjung Adikarto.
"Minat invetor sektor perikanan dari dulu sudah banyak sekali, dan bahkan tidak hanya investor dalam negeri, tetapi luar negeri," kata Sudarna.
Ia mengatakan bahwa persoalan investasi perikanan, yakni kepastian beroperasinya Pelabuhan Tanjung Adikarto dibuka.
Menurut rencana, pelabuhan akan dibuka di awal Februari 2016. Sebelumnya, untuk menguji minat investor, sekitar Januari hingga pertengahan Februari, pihaknya akan gencar melakukan promosi.
"Di situ akan terlihat, dari banyaknya calon investor yang masih berminat berinvestasi sektor perikanan di Kulon Progo," katanya.
Menurut dia, kelemahan pengembangan industri perikanan di Kulon Progo yakni belum adanya kepastian kapan Pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi. Baru akhir-akhir ini, ada lampu hijau setelah ada komitmen pemerintah pusat memberikan anggaran untuk pengerukan alur pelayaran dan pendalaman kolam kapal.
"Sebelumnya, anggaran penyelesaian pembanguan Pelabuhan Tanjung Adikarto selalu dipotong, bahkan dipindahkan ke daerah lain," katanya.***1***
(KR-STR)
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Andung Prihadi di Kulon Progo, Selasa, mengatakan bahwa membutuhkan investor yang mau mendampingi koperasi-koperasi nelayan untuk mendukung percepatan pengembangan Pelabuhan Tanjung Adikarto.
"Kalau ada investor yang masuk, harus bekerja sama dengan koperasi milik nelayan. Kami sudah menyiapkan koperasi-koperasi yang akan mengelola industri perikanan, mulai dari logistik hingga bahan bakar minyak (BBM)," kata Andung.
Ia mengatakan bahwa Pelabuhan Tanjung Adikarto merupakan pelabuhan perikanan yang dikembangkan lebih modern. Selama ini pelabuhan di DIY hanya mengandalkan dari pelabuhan Sadeng yang hanya mampu menghasilkan 2.480 ton ikan. Namun, pelabuhan ini diperkirakan bisa menghasilkan 14.000--20.000 ton ikan.
Selain itu, Pelabuhan Tanjung Adikarto mampu menampung 120 unit kapal dengan ukuran 150 grosston sehingga perlu ada armada serta pengolahan ikan dan surimi, tepung ikan. "Ini semua menjadi peluas bisnis perikanan di Kulon Progo," katanya.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Sudarna mengatakan bahwa pada dasarnya calon investor yang akan menanamkan modalnya di sektor perikanan relatif sangat banyak. Namun, mereka masih menunggu kepastian beroperasinya Pebuluhan Tanjung Adikarto.
"Minat invetor sektor perikanan dari dulu sudah banyak sekali, dan bahkan tidak hanya investor dalam negeri, tetapi luar negeri," kata Sudarna.
Ia mengatakan bahwa persoalan investasi perikanan, yakni kepastian beroperasinya Pelabuhan Tanjung Adikarto dibuka.
Menurut rencana, pelabuhan akan dibuka di awal Februari 2016. Sebelumnya, untuk menguji minat investor, sekitar Januari hingga pertengahan Februari, pihaknya akan gencar melakukan promosi.
"Di situ akan terlihat, dari banyaknya calon investor yang masih berminat berinvestasi sektor perikanan di Kulon Progo," katanya.
Menurut dia, kelemahan pengembangan industri perikanan di Kulon Progo yakni belum adanya kepastian kapan Pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi. Baru akhir-akhir ini, ada lampu hijau setelah ada komitmen pemerintah pusat memberikan anggaran untuk pengerukan alur pelayaran dan pendalaman kolam kapal.
"Sebelumnya, anggaran penyelesaian pembanguan Pelabuhan Tanjung Adikarto selalu dipotong, bahkan dipindahkan ke daerah lain," katanya.***1***
(KR-STR)