Yogyakarta (Antara) - Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono mengatakan, pihaknya telah menerbitkan imbauan kepada seluruh dosen di kampusnya agar menyisipkan materi implementasi nilai-nilai Pancasila di setiap mata kuliah.

"Kami telah mengimbau dalam sepuluh atau lima menit, dosen dalam perkuliahannya harus mengenalkan praktik nilai-nilai Pancasila," kata Panut dalam acara buka bersama Rektor UGM dan awak media di University Club UGM, Yogyakarta, Senin.

Menurut Panut, sebagai universitas yang telah mendeklarasikan diri sebagai kampus Pancasila, UGM memiliki kewajiban membantu membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Upaya itu perlu dilakukan karena sebagai ideologi negara yang final, Panut menilai hingga saat ini masih lebih banyak sebatas dibicarakan di berbagai forum diskusi daripada diamalkan dan dikontekstualisasikan dalam kehidupan.

"Pancasila tidak boleh hanya didiskusikan secara verbal saja tanpa dikontekstualisasikan dengan apa yang kita lakukan dalam bermasyarakat," kata dia yang belum lama dilantik sebagai Rektor UGM ini.

Karena itu, saat ini UGM tengah memformulasikan metodologi perkuliahan yang baku agar Pancasila betul-betul bisa masuk dalam aktivitas pendidikan di kampus. Pancasila juga harus bisa diimplementasikan dalam tri darma perguruan tinggi.

Meski masih sebatas imbauan bagi dosen, menurut dia, penyisipan implementasi Pancasila dalam materi perkuliahan sudah dimulai di UGM. Dosen dapat bercerita mengenai kesesuaian kondisi perekonomian Indonesia saat ini dengan nilai Pancasila.

Mahasiswa, kata dia, antara lain dapat mendiskusikan solusi terhadap tingginya gap antara masyarakat yang kaya dan miskin yang tidak mencerminkan cita-cita Pancasila.

Selain disampaikan dalam materi perkuliahan, menurut Panut, UGM juga terus berupaya menyelenggarakan forum-forum kepala daerah, untuk mendengarkan berbagai kendala yang dihadapi masing-masing daerah serta membantu daerah terhindar dari kesenjangan kemakmuran yang tinggi.

"Karena memperjuangkan kemakmuran itu juga suatu praktik dari Pancasila," kata dia.

UGM juga terus berupaya menepis penyebaran paham-paham dari kelompok tertentu yang condong pada radikalisme atau ingin mengubah bentuk negara dan mengganti ideologi Pancasila.

"Karena kampus adalah benteng Pancasila sehingga jangan sampai menjadi tempat bersemayamnya kelompok yang tidak sepaham dengan Pancasila," kata Panut.

(L007)

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Luqman Hakim
Copyright © ANTARA 2024