Sleman, (Antara Jogja) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Purnomo meresmikan hasil program pembangunan Kota Tanpa Kumuh atau "Kotaku" di Dusun Gumuk, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Kamis.
Peresmian secara simbolis dilakukan dengan pemotongan pita dan potong tumpeng yang dilakukan Bupati Sleman bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman, dan Kepala?Desa Tirtoadi.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Tirtoadi, Subiyanto mengatakan pembangunan Kotaku di Tirtoadi dengan biaya Rp500 juta dari APBN sudah berjalan 100 persen.
"Pembangunan yang dilakukan berupa bangunan drainase, tanggul jalan, trotoar, dan pertamanan," katanya,
Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman juga meresmikan gedung TK Tirtosiwi di Dusun Simping, Tirtoadi, Mlati yang dibangun melalui dana desa sebesar Rp100 juta.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan hasil kedua pembangunan yang diresmikannya memiliki kualitas bangunan yang baik.
"Pembanguan gedung sekolah TK menjadi bukti bahwa Kepala Desa Tirtoadi dan jajaran perangkatnya bersama masyarakat peduli pada dunia pendidikan. Saya sangat apresiasi pembangunan ini, karena masih jarang kepala desa yang konsen pada pembangunan pendidikan di wilayahnya," katanya.
Ia mengatakan, pada 2017 Kabupaten Sleman mendapatkan dana Bantuan Dana Investasi Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (BDI PLBK) sebanyak 15 Desa yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni Desa Sidoagung, Sidoarum, Sidomoyo, Banyuraden, Trihanggo, Nogotirto, Tirtoadi, Tlogoadi, Sendangadi, Sinduadi, Caturtunggal, Condongcatur, Wedomartani, Bimomartani, dan Triharjo.
"Kegiatan penanganan kumuh di Kabupaten Sleman sendiri diawali dengan pendataan pada 2014 di seluruh desa. Berdasarkan hasil pendataan, diperoleh prioritas penanganan kawasan kumuh hingga 2019 sebanyak 17 desa dan 45 titik dengan luasan 162,93 hektare," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, untuk lokasi yang belum pernah menjadi prioritas dilakukan kegiatan pencegahan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti sosialisasi, pelatihan maupun penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat.
"Dalam penanganan kawasan kumuh perkotaan, Pemerintah Kabupaten Sleman menargetkan bahwa pada 2017 luasan kawasan kumuh akan berkurang sebesar 68,25 hektare, kemudian pada 2018 berkurang 35,5 hektare dan 2019 berkurang 58,63 hektare sehingga pada 2020 tercapai nol persen kawasan kumuh," katanya.
(U.V001)
Peresmian secara simbolis dilakukan dengan pemotongan pita dan potong tumpeng yang dilakukan Bupati Sleman bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman, dan Kepala?Desa Tirtoadi.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Tirtoadi, Subiyanto mengatakan pembangunan Kotaku di Tirtoadi dengan biaya Rp500 juta dari APBN sudah berjalan 100 persen.
"Pembangunan yang dilakukan berupa bangunan drainase, tanggul jalan, trotoar, dan pertamanan," katanya,
Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman juga meresmikan gedung TK Tirtosiwi di Dusun Simping, Tirtoadi, Mlati yang dibangun melalui dana desa sebesar Rp100 juta.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan hasil kedua pembangunan yang diresmikannya memiliki kualitas bangunan yang baik.
"Pembanguan gedung sekolah TK menjadi bukti bahwa Kepala Desa Tirtoadi dan jajaran perangkatnya bersama masyarakat peduli pada dunia pendidikan. Saya sangat apresiasi pembangunan ini, karena masih jarang kepala desa yang konsen pada pembangunan pendidikan di wilayahnya," katanya.
Ia mengatakan, pada 2017 Kabupaten Sleman mendapatkan dana Bantuan Dana Investasi Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (BDI PLBK) sebanyak 15 Desa yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni Desa Sidoagung, Sidoarum, Sidomoyo, Banyuraden, Trihanggo, Nogotirto, Tirtoadi, Tlogoadi, Sendangadi, Sinduadi, Caturtunggal, Condongcatur, Wedomartani, Bimomartani, dan Triharjo.
"Kegiatan penanganan kumuh di Kabupaten Sleman sendiri diawali dengan pendataan pada 2014 di seluruh desa. Berdasarkan hasil pendataan, diperoleh prioritas penanganan kawasan kumuh hingga 2019 sebanyak 17 desa dan 45 titik dengan luasan 162,93 hektare," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, untuk lokasi yang belum pernah menjadi prioritas dilakukan kegiatan pencegahan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti sosialisasi, pelatihan maupun penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat.
"Dalam penanganan kawasan kumuh perkotaan, Pemerintah Kabupaten Sleman menargetkan bahwa pada 2017 luasan kawasan kumuh akan berkurang sebesar 68,25 hektare, kemudian pada 2018 berkurang 35,5 hektare dan 2019 berkurang 58,63 hektare sehingga pada 2020 tercapai nol persen kawasan kumuh," katanya.
(U.V001)