Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Proteksi Tanaman Pertanian Dinas Pertanian DIY memberantasan belalang yang dikenal dengan nama lokal belalang setan di Kecamatan Wonosari.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan pihaknya merespons keluhan masyarakat mengenai serangan belalang di ladang perbatasan Desa Baleharjo dengan Karangrejek.
"Kami langsung merespons dengan mendatangi lokasi. Ini janji saya beberapa waktu lalu untuk mengurangi populasi belalang setan ini," katanya.
Dia mengatakan pihaknya melakukan pengendalian mekanis dengan cara mengambil belalang secara langsung.
"Belalang ini jinak meski kita mendekat pun tidak akan terbang, tetapi harus hati-hati karena bisa mengeluarkan busa yang beracun," katanya.
Bambang mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan bersama UPTD BPTP dan Dinas Pertanian DIY melakukan pengurangan populasi.
"Kami juga melakukan sosialisasi kepada warga," katanya.
Sementara Kepala Balai UPTD BPTP Dinas Pertanian Yogyakarta Suparjono mengatakan habitat belalang jenis ini seharusnya di hutan, kemudian menyerang tanaman di Gunung Kidul.
"Busa belalang setan kalau terkena kulit yang tidak tahan memang menimbulkan gatal-gatal," katanya.?
Ia mengatakan belalang mengeluarkan busa dan suara yang tidak begitu keras. Untuk menekan populasi binatang yang memiliki ciri-ciri bintik warna terang di tubuh itu, petani diimbau untuk melakukan dengan cara mekanis saja.
"Kalau pemberantasan dilakukan dengan zat kimia, hal itu justru akan menambah kekebalan tubuh belalang," katanya.
(U.KR-STR)
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan pihaknya merespons keluhan masyarakat mengenai serangan belalang di ladang perbatasan Desa Baleharjo dengan Karangrejek.
"Kami langsung merespons dengan mendatangi lokasi. Ini janji saya beberapa waktu lalu untuk mengurangi populasi belalang setan ini," katanya.
Dia mengatakan pihaknya melakukan pengendalian mekanis dengan cara mengambil belalang secara langsung.
"Belalang ini jinak meski kita mendekat pun tidak akan terbang, tetapi harus hati-hati karena bisa mengeluarkan busa yang beracun," katanya.
Bambang mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan bersama UPTD BPTP dan Dinas Pertanian DIY melakukan pengurangan populasi.
"Kami juga melakukan sosialisasi kepada warga," katanya.
Sementara Kepala Balai UPTD BPTP Dinas Pertanian Yogyakarta Suparjono mengatakan habitat belalang jenis ini seharusnya di hutan, kemudian menyerang tanaman di Gunung Kidul.
"Busa belalang setan kalau terkena kulit yang tidak tahan memang menimbulkan gatal-gatal," katanya.?
Ia mengatakan belalang mengeluarkan busa dan suara yang tidak begitu keras. Untuk menekan populasi binatang yang memiliki ciri-ciri bintik warna terang di tubuh itu, petani diimbau untuk melakukan dengan cara mekanis saja.
"Kalau pemberantasan dilakukan dengan zat kimia, hal itu justru akan menambah kekebalan tubuh belalang," katanya.
(U.KR-STR)