Yogyakarta (ANTARA) - Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan peningkatan populasi predator alami dapat menjadi solusi untuk menekan serangan hama Belalang Kembara di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Keberadaan musuh alami Belalang Kembara, misalnya burung dan serangga predator menjadi salah satu komponen penting untuk menjaga agar populasi (Belalang Kembara) di Pulau Sumba tetap rendah dan tetap pada fase soliter," kata Ketua Tim Fakultas Pertanian UGM Prof Andi Trisyono dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.
Andi menyebutkan penangkapan Belalang Kembara dan penyemprotan insektisida merupakan upaya jangka pendek supaya populasi segera menurun, sehingga kerusakan dan kerugian dapat dikurangi.
Namun, menurutnya, teknologi pengendalian yang lebih ramah lingkungan perlu dicari, dikembangkan, dan diterapkan, untuk tujuan jangka menengah dan panjang. Ia mengatakan ada banyak spesies burung di Kabupaten Sumba Timur dan beberapa diantaranya adalah pemakan belalang.
Sayangnya, kata dia, populasi burung predator tersebut sangat rendah sehingga perlu diupayakan untuk melindungi, melestarikan, dan menambah populasi burung predator lokal di Pulau Sumba.
"Penelitian tentang efektivitas entomopatogen juga sedang berjalan, yang nantinya bisa menjadi salah satu teknologi yang bisa digunakan untuk mengendalikan Belalang Kembara yang lebih ramah dibandingkan dengan insektisida kimia sintetik," katanya.
Andi mengatakan Pemda Sumba Timur bersama-sama dengan UGM, Kementerian Pertanian, dan FAO, telah bekerja sama dan melaksanakan pengendalian belalang secara serempak sejak 6 Februari 2023.
Dia menerangkan untuk mengendalikan hama itu dibangun sistem berkesinambungan, salah satunya pemetaan terhadap lokasi, populasi, serta fase Belalang Kembara. Kemudian dilakukan upaya pengendalian dengan penangkapan maupun penyemprotan belalang di daerah yang sudah teridentifikasi.
Berikutnya, evaluasi untuk mengetahui efektivitas teknologi pengendalian yang diterapkan dalam menurunkan populasi Belalang Kembara dan monitoring serta surveilensi.
"Dengan begitu perkembangan populasi hama ini dapat dideteksi seawal mungkin, sehingga langkah pengendalian bisa segera dilakukan untuk mencegah outbreak besar di Pulau Sumba pada tahun-tahun mendatang," kata Andi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UGM: Predator alami solusi tekan serangan hama belalang di Sumba NTT
Berita Lainnya
Awas kepunahan hewan penyerbuk di Indonesia
Minggu, 5 Juni 2022 5:45 Wib
Feast merilis lagu cinta "Belalang Sembah"
Rabu, 30 September 2020 23:41 Wib
BPOM: kopi "Pak Belalang" ubah masa kedaluwarsa
Senin, 20 Mei 2019 13:56 Wib
Gunung Kidul berantas belalang setan
Jumat, 26 Januari 2018 20:21 Wib
Belalang Gunung Kidul
Rabu, 8 Agustus 2012 20:15 Wib
Produsen belalang goreng keluhkan harga bahan baku
Selasa, 26 Juli 2016 7:53 Wib
Petani Gunung Kidul keluhkan hama belalang
Rabu, 27 Januari 2016 19:55 Wib
Mahasiswa UNY olah belalang jadi kerupuk
Minggu, 28 Juli 2013 21:53 Wib