Bantul (Antaranews Jogja) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan ikan berjenis hiu tutul yang terdampar di wilayah Pantai Parangkusumo, Parangtriris, Kabupaten Bantul, pada Senin (27/8) diduga karena sakit sebelum terdampar.
"Penyebab terdamparnya kemungkinan karena sebelumnya sudah lemah, sakit, karena kalau tidak sakit tidak mungkin terdampar," kata Kepala Resor Konservasi Wilayah Bantul, BKSDA DIY Sujiyono usai memeriksa kondisi ikan yang terdampar di Pantai Parangkusumo Bantul, Senin.
Menurut dia, tim dokter yang diterjunkan ke Pantai Parangkusumo untuk memeriksa kondisi ikan yang terdampar tersebut juga sudah memastikan kalau sudah mati, sementara mamalia laut yang terdampar di pantai selatan ini jenisnya hiu tutul.
Dia menjelaskan, selain diduga sakit, sebelum terdampar hiu tutul yang masih bayi tersebut terpisah dari kawanan mamalia laut dan mencari makanan, namun tidak menyadari hingga terbawa ombak dan terdampar di tepi pantai.
"Masih balita, belum remaja, dugaannya mengejar makanan atau karena faktor cuaca atau gelombang pantai. Biasanya kan hiu itu bergerombol, kemungkinan juga terpisah dari rombongan," katanya.
Ia menjelaskan, fenomena terdamparnya mamalia laut ke pantai selatan ini sudah biasa terjadi pada bulan Agustus, bahkan sebelumnya juga dilaporkan ada mamalia laut yang terdampar di wilayah Pantai Kulon Progo DIY.
"Menurut informasi memang mamalia laut sering terdampar di Agustus, di bulan ini banyak mamalia laut mati, faktornya belum tahu persis, tetapi seminggu atau dua minggu yang lalu di bulan Agustus juga seperti ini," katanya.
Komandan SAR Pantai Parangtritis Muhammad Arif Nugraha mengatakan, terdamparnya ikan hiu tutul tersebut pertama kali ditemukan warga sekitar pukul 04.30 WIB saat sedang beraktifitas di pantai dan kemudian langsung melaporkan ke SAR, setempat.
Ia mengatakan, saat ditemukan ikan dengan panjang empat meter dengan berat sekitar satu ton tersebut masih dalam keadaan hidup, akan tetapi selang beberapa waktu kemudian ikan tersebut mati karena insang sudah tidak bergerak.
Bangkai ikan yang berada di tepi pantai tersebut menjadi tontonan warga dan wisatawan pantai, petugas SAR dan Polair Polda DIY sebelumnya sudah berupaya menarik bangkai ikan, namun hingga siang belum berhasil.
"Penyebab terdamparnya kemungkinan karena sebelumnya sudah lemah, sakit, karena kalau tidak sakit tidak mungkin terdampar," kata Kepala Resor Konservasi Wilayah Bantul, BKSDA DIY Sujiyono usai memeriksa kondisi ikan yang terdampar di Pantai Parangkusumo Bantul, Senin.
Menurut dia, tim dokter yang diterjunkan ke Pantai Parangkusumo untuk memeriksa kondisi ikan yang terdampar tersebut juga sudah memastikan kalau sudah mati, sementara mamalia laut yang terdampar di pantai selatan ini jenisnya hiu tutul.
Dia menjelaskan, selain diduga sakit, sebelum terdampar hiu tutul yang masih bayi tersebut terpisah dari kawanan mamalia laut dan mencari makanan, namun tidak menyadari hingga terbawa ombak dan terdampar di tepi pantai.
"Masih balita, belum remaja, dugaannya mengejar makanan atau karena faktor cuaca atau gelombang pantai. Biasanya kan hiu itu bergerombol, kemungkinan juga terpisah dari rombongan," katanya.
Ia menjelaskan, fenomena terdamparnya mamalia laut ke pantai selatan ini sudah biasa terjadi pada bulan Agustus, bahkan sebelumnya juga dilaporkan ada mamalia laut yang terdampar di wilayah Pantai Kulon Progo DIY.
"Menurut informasi memang mamalia laut sering terdampar di Agustus, di bulan ini banyak mamalia laut mati, faktornya belum tahu persis, tetapi seminggu atau dua minggu yang lalu di bulan Agustus juga seperti ini," katanya.
Komandan SAR Pantai Parangtritis Muhammad Arif Nugraha mengatakan, terdamparnya ikan hiu tutul tersebut pertama kali ditemukan warga sekitar pukul 04.30 WIB saat sedang beraktifitas di pantai dan kemudian langsung melaporkan ke SAR, setempat.
Ia mengatakan, saat ditemukan ikan dengan panjang empat meter dengan berat sekitar satu ton tersebut masih dalam keadaan hidup, akan tetapi selang beberapa waktu kemudian ikan tersebut mati karena insang sudah tidak bergerak.
Bangkai ikan yang berada di tepi pantai tersebut menjadi tontonan warga dan wisatawan pantai, petugas SAR dan Polair Polda DIY sebelumnya sudah berupaya menarik bangkai ikan, namun hingga siang belum berhasil.