Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Realisasi produksi perikanan tangkap Januari-September di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru mencapai 983,382 ton atau 40,49 persen dari target 2.424 ton.
"Produksi perikanan tangkap pada Januari sampai September ini memang cukup rendah, dan akan kembali meningkat pada Oktober hingga Desember ini. Produksi perikanan tangkap siklusnya seperti itu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Selasa.
Ia mengatakan produksi perikanan tangkap triwulan pertama sebanyak 448,703 ton atau 74,07 persen dari target 605,750 ton, triwulan kedua 253,761 ton atau 69,82 persen dari target 363,450 ton, dan triwulan ketiga sebanyak 280,918 ton atau 115,94 persen dari target 242,300 ton.
"Produksi paling rendah terjadi pada triwulan kedua atau sekitar April, Mei dan Juni karena gelombang tinggi dan tidak musim migrasi ikan," katanya.
Sudarna mengatakan DKP Kulon Progo memberikan bantuan sarana dan prasana alat tangkap berupa perahu dan mesin motor tempel hingga jaring kepada nelayan di wilayah itu dalam rangka meningkatkan hasil tangkapan ikan.
Pada tahun ini, DKP memberikan bantuan sarana dan prasaran alat tangkap diberikan kepada empat kelomlok usaha bersama (KUB), yakni KUB Ngudi Mulyo Temon, KUB Dadi Mulyo Temon, KUB Manunggal Bahari Karangwuni, dan KUB Ngudi Rejeki.
"Bantuan yang kami berikan berupa perahu, mesin perahu motor tempel (PMT), jaring serang berbagai ukuran, dan pengadaan baju pelampung. Kami minta nelayan memgoptimalkan bantuan untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimal," harap Sudarna.
Selain itu, DKP Kulon Progo juga membekali nelayan dengan berbagai pelatihan membuat jaring, navigasi, dan keterampilan memperbaiki mesin PMT. Sehingga sewaktu-waktu, ilmu atau keterampilan mereka dapat dimanfaatkan.
"Kami berikan pelatihan yang aplikatif, supaya mereka semakin profesional menjadi nelayan," katanya.
Sementara itu, salah satu nelayan Pantai Trisik Dwi Surya mengatakan hasil tangkapan ikan mulai meningkat sejak akhir Agustus.
Hasil tangakapan ikan mencapai puncaknya pada November dan Desember. "Musim ikan biasanya terjadi pada September sampai Desember. Hasil tangkapan sekali melaut cukup untuk membeli bahan bakar, bahkan saat beruntung sekali melaut bisa mendapat Rp10 juta," katanya.
"Produksi perikanan tangkap pada Januari sampai September ini memang cukup rendah, dan akan kembali meningkat pada Oktober hingga Desember ini. Produksi perikanan tangkap siklusnya seperti itu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Selasa.
Ia mengatakan produksi perikanan tangkap triwulan pertama sebanyak 448,703 ton atau 74,07 persen dari target 605,750 ton, triwulan kedua 253,761 ton atau 69,82 persen dari target 363,450 ton, dan triwulan ketiga sebanyak 280,918 ton atau 115,94 persen dari target 242,300 ton.
"Produksi paling rendah terjadi pada triwulan kedua atau sekitar April, Mei dan Juni karena gelombang tinggi dan tidak musim migrasi ikan," katanya.
Sudarna mengatakan DKP Kulon Progo memberikan bantuan sarana dan prasana alat tangkap berupa perahu dan mesin motor tempel hingga jaring kepada nelayan di wilayah itu dalam rangka meningkatkan hasil tangkapan ikan.
Pada tahun ini, DKP memberikan bantuan sarana dan prasaran alat tangkap diberikan kepada empat kelomlok usaha bersama (KUB), yakni KUB Ngudi Mulyo Temon, KUB Dadi Mulyo Temon, KUB Manunggal Bahari Karangwuni, dan KUB Ngudi Rejeki.
"Bantuan yang kami berikan berupa perahu, mesin perahu motor tempel (PMT), jaring serang berbagai ukuran, dan pengadaan baju pelampung. Kami minta nelayan memgoptimalkan bantuan untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimal," harap Sudarna.
Selain itu, DKP Kulon Progo juga membekali nelayan dengan berbagai pelatihan membuat jaring, navigasi, dan keterampilan memperbaiki mesin PMT. Sehingga sewaktu-waktu, ilmu atau keterampilan mereka dapat dimanfaatkan.
"Kami berikan pelatihan yang aplikatif, supaya mereka semakin profesional menjadi nelayan," katanya.
Sementara itu, salah satu nelayan Pantai Trisik Dwi Surya mengatakan hasil tangkapan ikan mulai meningkat sejak akhir Agustus.
Hasil tangakapan ikan mencapai puncaknya pada November dan Desember. "Musim ikan biasanya terjadi pada September sampai Desember. Hasil tangkapan sekali melaut cukup untuk membeli bahan bakar, bahkan saat beruntung sekali melaut bisa mendapat Rp10 juta," katanya.