Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Pengembangan kombinasi "breed" sapi asli di Indonesia perlu segera dilakukan agar dapat dihasilkan sapi komersial asli negeri ini, kata Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Prof Ali Agus.
     
"Sapi yang dihasilkan itu akan memiliki daya tumbuh yang bersaing dan dapat dioptimalisasi sesuai dengan sumberdaya lokal," katanya pada "Workshop Konsorsium Pengembangan Sapi Indonesia" di Yogyakarta, Jumat.
   
 Ia mengatakan Indonesia memiliki beberapa sapi asli seperti sapi bali, sapi madura, sapi pesisir, dan sapi campuran. Namun, banyaknya kasus "uncontrol" dalam mengkawinkan sapi-sapi lokal tersebut menyebabkan adanya penurunan sifat fenotipik.
   
 Oleh karena itu, diperlukan pembenahan yang komprehenshif, terarah, dan terukur dengan pendekatan "breeding" dalam rangka pengembangan kombinasi "breed" sapi asli di Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan daging baik nasional maupun internasional.
     
Menurut dia, genetik pada sapi mempengaruhi usaha sapi karena kondisi ternak yang dikembangkan perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan di lokasi budidaya.
     
Ia mencontohkan, sapi asal Eropa seperti simmental dan limousin memang disukai peternak di Indonesia karena ukuran tubuh yang besar. Namun, sapi tersebut memiliki banyak kelemahan untuk dikembangkan di negara tropis karena kondisi lingkungan seperti cuaca yang tidak mendukung dan jenis pakan yang berbeda.
   
 "Terlebih lagi, setelah bertahun-tahun pengembangan sapi tersebut di Indonesia, ternyata permasalahan seperti kesulitan bunting dan permasalahan proporsi karkas yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh membuat peternak merugi dan pemenuhan kebutuhan daging sapi sulit untuk dicapai," katanya.
     
Ia mengatakan, berbagai keterbatasan faktor internal dapat menurunkan optimalisasi usaha budidaya sapi di Indonesia.
     
"Oleh karena itu, pengembangan sapi di Indonesia perlu dilakukan dengan mensinergikan dukungan dari kecukupan nutrien pakan dan kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan ternak serta potensi pengembangan jangka panjang terhadap sapi tertentu," katanya.

Pewarta : Bambang Sutopo Hadi
Editor : Luqman Hakim
Copyright © ANTARA 2024