Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku takjub saat menyaksikan rangkaian prosesi Dhaup Ageng atau Pernikahan Agung putra sulung KGPAA Paku Alam X, Bendara Pangeran Harya (BPH) Kusumo Bimantoro dan Maya Lakshita Noorya.
"Ini keren menurut saya," kata Ganjar seusai menghadiri resepsi Dhaup Ageng di Istana Puro Pakualaman, Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, Dhaup Ageng merupakan sebuah peristiwa budaya sekaligus seni yang layak disaksikan oleh masyarakat luas.
Ganjar mengaku sangat menikmati sajian seni tari yang ditampilkan selama acara resepsi Dhaup Ageng di Bangsal Sewotomo tersebut. Dalam acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo itu, tiga beksan atau tarian dari Pakualaman ditampilkan yakni beksan Bedhaya Kembang Mas, beksan Wilayakusumajana, dan beksan Puri Melati.
"Sangat menikmati tarian-tarian yang disajikan, saya melihat tariannya pelan sekali gerakannya, sampai 'gembrobyos' (berkeringat) melihatnya," kata Ganjar sambil tertawa.
Melalui gelaran tradisi yang berlangsung turun temurun di lingkungan Puro Pakualaman tersebut, menurut dia, masyarakat luas akan semakin mengetahui bagaimana perkembangan sejarah budaya termasuk tradisi perkawinan sesuai tradisi Jawa.
"Orang akan tahu bagaimana perkembangan sejarah budaya termasuk adat instiadat dalam perkawinan yang semua orang takjub melihatnya," kata Ganjar.
Selain Ganjar, sejumlah pejabat dan tokoh nasional yang tampak hadir di antaranya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama istri GKR Hemas, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta istri, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, serta Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Mahfud menganggap gelaran Dhaup Ageng sebagai budaya lama yang adiluhung yang berupaya ditampilkan kembali dalam suasana modern.
Acara tradisi tersebut, menurut Mahfud, layak untuk terus dilestarikan oleh Puro Pakualaman dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai pusat penjaga kebudayaan Jawa. "Kebudayaan Jawa artinya kebudayaan Indonesia juga. Saya ucapkan selamat kepada pengantin berdua," kata dia.
Raja-raja dari keraton dan kasultanan Nusantara juga tampak menghadiri resepsi Dhaup Ageng. Sejumlah raja yang hadir antara lain berasal dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan, Kerajaan Sekala Brak Lampung Barat, Kerajaan Denpasar Bali, serta Keraton Kasunanan Surakarta.
"Ini keren menurut saya," kata Ganjar seusai menghadiri resepsi Dhaup Ageng di Istana Puro Pakualaman, Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, Dhaup Ageng merupakan sebuah peristiwa budaya sekaligus seni yang layak disaksikan oleh masyarakat luas.
Ganjar mengaku sangat menikmati sajian seni tari yang ditampilkan selama acara resepsi Dhaup Ageng di Bangsal Sewotomo tersebut. Dalam acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo itu, tiga beksan atau tarian dari Pakualaman ditampilkan yakni beksan Bedhaya Kembang Mas, beksan Wilayakusumajana, dan beksan Puri Melati.
"Sangat menikmati tarian-tarian yang disajikan, saya melihat tariannya pelan sekali gerakannya, sampai 'gembrobyos' (berkeringat) melihatnya," kata Ganjar sambil tertawa.
Melalui gelaran tradisi yang berlangsung turun temurun di lingkungan Puro Pakualaman tersebut, menurut dia, masyarakat luas akan semakin mengetahui bagaimana perkembangan sejarah budaya termasuk tradisi perkawinan sesuai tradisi Jawa.
"Orang akan tahu bagaimana perkembangan sejarah budaya termasuk adat instiadat dalam perkawinan yang semua orang takjub melihatnya," kata Ganjar.
Selain Ganjar, sejumlah pejabat dan tokoh nasional yang tampak hadir di antaranya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama istri GKR Hemas, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta istri, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, serta Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Mahfud menganggap gelaran Dhaup Ageng sebagai budaya lama yang adiluhung yang berupaya ditampilkan kembali dalam suasana modern.
Acara tradisi tersebut, menurut Mahfud, layak untuk terus dilestarikan oleh Puro Pakualaman dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai pusat penjaga kebudayaan Jawa. "Kebudayaan Jawa artinya kebudayaan Indonesia juga. Saya ucapkan selamat kepada pengantin berdua," kata dia.
Raja-raja dari keraton dan kasultanan Nusantara juga tampak menghadiri resepsi Dhaup Ageng. Sejumlah raja yang hadir antara lain berasal dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan, Kerajaan Sekala Brak Lampung Barat, Kerajaan Denpasar Bali, serta Keraton Kasunanan Surakarta.