Jakarta (Antaranews Jogja) - Film "Cold Pursuit" yang diluncurkan perdana di New York dibatalkan terkait masalah rasisme yang menimpa sang aktor utama Liam Neeson terkait komentarnya tentang keinginan dirinya untuk melakukan pembunuhan bermotif rasial di masa lalu.

Kontroversi itu terjadi setelah Liam mengatakan jika ia pernah berjalan sambil membawa senjata setelah teman dekatnya diperkosa oleh seorang pria kulit hitam.

"Saya bolak-balik area tersebut dengan sebuah tongkat pendek, berharap ada seseorang yang mendekati. Saya malu mengatakan itu dan saya mungkin melakukannya selama seminggu, berharap ada beberapa bajingan hitam keluar dari pub dan coba menanyakan sesuatu padaku, kau tahu? Jadi saya bisa membunuhnya," ujar Liam dilansir NME, Rabu.

"Cold Pursuit" di mana Liam berperan sebagai petugas pembersih salju dijadwalkan tayang pada 5 Februari. Namun acara karpet merahnya dibatalkan beberapa jam sebelum acara dimulai. Meski demikian, film itu akan tetap diputar sesuai jadwal.

Aktor yang dinominasikan untuk Oscar itu menanggapi kotroversi seputar komentarnya dalam acara Good Morning America. Dia mengatakan jika saat itu telah mencari bantuan dari seorang pendeta.

"Karena teman saya diperkosa secara brutal dan saya pikir saya membela kehormatannya dan saya akui itu. Itu adalah sebuah bentuk pembelajaran," kata Liam.

"Kita semua berpura-pura benar secara politis. Di negara ini - itu sama di negara saya juga - Anda kadang-kadang hanya menggali permukaannya saja dan Anda menemukan rasisme dan kefanatikan ini dan itu ada di sana," lanjutnya.

Liam Neeson juga telah dijadwalkan untuk memberikan penghargaan pada Oscar tahun ini pada 24 Februari. Namun belum jelas apakah kontroversi ini akan memengaruhi penampilannya di ajang bergengsi tersebut. 


 

 


Pewarta : Maria Cicillia
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024