Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Sebanyak 180 dari sekitar 700 pedagang di Pasar Demangan Yogyakarta mulai memanfaatkan pembayaran retribusi secara elektronik menggunakan “e-money” yang bisa dibayarkan secara langsung di mesin yang sudah ada di pasar.

“Tidak sulit. Tinggal tempel kartu ke mesin dan retribusi sudah langsung terbayarkan. Asalkan, ada saldo di kartunya,” kata salah satu pedagang Pasar Demangan Umi Suharto di sela peresmian e-retribusi di Yogyakarta, Rabu.

Selain kemudahan membayar retribusi, Umi mengatakan, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh pedagang dengan memiliki e-money, yaitu pedagang otomatis memiliki tabungan sehingga bisa menabung secara rutin di bank.

“Uangnya tidak hilang. Uangnya aman dan kami tidak lagi khawatir ada uang yang tercecer. Kalau mau membayar retribusi tinggal tempel. Tidak lagi ada petugas yang datang untuk melakukan pungutan. Yang penting, pembayarannya tidak ruwet,” kata Umi yang juga Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Demangan.

Ia mengatakan akan mengajak pedagang lain untuk segera memanfaatkan pembayaran retribusi secara elektronik. “Dari bank yang mengeluarkan kartu, memang mengatakan jika saldo kurang dari Rp1 juta, maka akan ada biaya administrasi Rp4.000 yang dikenakan. Terkadang, pedagang masih memikirkan biaya administrasi tersebut sehingga tidak mau menggunakan e-retribusi,” katanya.

Padahal, lanjut dia, pedagang bisa menabung secara rutin agar saldo yang dimiliki tetap lebih dari Rp1 juta sehingga tidak ada potongan biaya administrasi. 

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, retribusi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pedagang di pasar tradisional. “Jangan hanya awalnya saja membayar retribusi, lalu selanjutnya tidak membayar karena tidak ada petugas yang datang untuk memungut retribusi,” katanya.

Ia menyebut, e-retribusi merupakan upaya pemerintah untuk lebih memudahkan pedagang dalam melaksanakan kewajibannya dan pedagang akan merasa lebih nyaman karena tidak ada petugas yang datang untuk menagih pembayaran retribusi.

“Ini adalah peralihan metode pembayaran. Mungkin akan lebih baik jika namanya bukan e-retribusi tetapi menjadi smart retribusi. Pembayaran ini juga mendukung program dari Bank Indonesia untuk gerakan nontunai,” katanya.

 Ia  berharap, pedagang lain di Pasar Demangan yang belum melaksanakan e-retribusi bisa segera melaksanakannya karena pembayaran akan menjadi lebih mudah.

 Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) untuk pelaksanaan e-retribusi di Pasar Demangan. Sebelumnya, pelaksanaan e-retribusi juga sudah dilakukan di Pasar Beringharjo melalui kerja sama dengan BPD DIY.

 Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan, seluruh pedagang di Pasar Demangan akan segera melaksanakan e-retribusi.

 Ia bahkan berkomitmen agar seluruh pasar tradisional di Kota Yogyakarta, 30 pasar, bisa menjalankan e-retribusi tahun ini. “Pembayaran secara online ini adalah sebuah keniscayaan. Begitu juga di pasar tradisional. Pembayaran akan lebih mudah dengan e-retribusi,” katanya.

 Oleh karena itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada perbankan untuk bekerja sama dalam memberikan fasilitasi pelaksanaan e-retribusi. “Jika sudah ada contohnya, maka saya yakin pelaksanaan e-retribusi di pasar lain akan lebih mudah,” katanya.  


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025